KUNJUNGAN PRESIDEN KE JEPANG AKHIRI SIKAP KONFRONTATIF 

KUNJUNGAN PRESIDEN KE JEPANG AKHIRI SIKAP KONFRONTATIF  [1]

 

Jakarta, Media Indonesia

Dubes Indonesia. untuk Jepang, Poedji Koentarso menilai, kunjungan Presiden Soeharto ke Jepang kali Ini menandakan negara-negara sedang berkembang yang tergabung dalam Gerakan Non Blok (GNB) tidak lagi bersikap konfrontatif terhadap negara-negara maJu.

“Jadi kunjungan ini sangat penting selain berterima kasih kepada Jepang karena negara ini berjuang keras agar Ketua GNB bisa menyampaikan Pesan Jakarta,” kata Poedji Koentarso seperti dilaporkan wartawan Media Derek Manangka dari Tokyo. tadi malam.

Ketika berbincang-bincang dengan Media di Bandara Haneda saat menunggu kedatangan pesawat khusus yang membawa rombongan Kepala Negara, diplomat senior ini menjelaskan, pada kunjungan ke Jepang kali ini Presiden Soeharto selaku ketua GNB bisa menyampaikan aspirasi dari ke-108 negara anggota GNB. ”Negara­-negara Non Blok sekarang tidak lagi bersikap konfrontatif terhadap negara maju. Tapi sudah kooperatif. Mudah-mudahan pertemuan ini bermanfaat dalam rangka pengembangan kembali Dialog Utara- Selatan,” kata Dubes Pudji Koentarso.

Dikatakan, sebagai satu-satunya negara-negara Asia yang tergabung dalam G-7, Jepang mempunyai peranan yang penting dalam forum tersebut.

Kedatangan Presiden Soeharto kemarin, dapat perhatian besar dari kalangan wartawan Jepang. Banyak di antara mereka akhirnya kecewa, karena tidak bisa berdialog atau mengajukan pertanyaan langsung kepada Presiden Soeharto.

Berbagai wakil media Jepang beberapa puluh menit sebelum kedatangan rombongan dari Jakarta, sudah memasang peralatan tempur mereka di daerah terlarang dalam kawasan Bandara Haneda.

Suasana Tokyo sudah mulai marak dengan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan KTT G-7. Berbagai poster tentang KTT G-7 tampak di berbagai lokasi strategis. Polisi dan petugas keamanan dalam jumlah yang cukup banyak berjaga-jaga di tempat strategis.

Suasana politik di Jepang relatif hangat. Sebab setelah PM Kiichi Miyazawa kalah dalam pemungutan suara mosi tidak percaya dalam Parlemen, semua partai politik di negara ini mulai kemarin sibuk berkampanye untuk memperebutkan kursi terbanyak di Parlemen. Menurut Jadwal Pemilu akan dilaksanakan 8 Juli mendatang.

Banyak pihak meramalkan, Pemilu mendatang ini kemungkinan akan menghasilkan berakhirya pemerintahan Partai liberal Demokratik (LDP) yang sudah berkuasa selama 38 tahun tanpa sela.

Situasi semacam ini tambah menarik, karena sekalipun PM Kiichi Miyazawa bakal menjadi orang biasa, keadaan dan posisinya ini tidak menghalangi dia menjadi tuan rumah pertemuan pemimpin dari negara-negara paling maju.

Di mata negara-negara industri maju (G-7) Jepang merupakan negara yang perekonomiannya relatif baik dibanding anggota G-7 lainnya. Sementara bagi Indonesia, Jepang juga merupakan negara yang generous. Kendati situasi politiknya tidak begitu stabil, tetapi akhir bulan lalu Jepang masih bisa memberi pinjaman dan bantuan terbesar dalam forum Consultative Group on Indonesia (CGI).

Dengan latar belakang ini, kemungkinan dalam pertemuannya dengan PM Miyazawa dan Kaisar Akihito, Presiden Soeharto secara khusus akan menyampaikan ucapan terima kasih sebagai tradisi dari bangsa Timur. Dalam forum CGI, Jepang memberi pinjaman sebesar US$ 1. 44 milyar.

Sumber: MEDIA INDONESIA (05/07I1993)

_________________________________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 156-157.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.