KUNJUNGAN PRESIDEN KE TIMOR TIMUR
Prospek integrasi Timor Timur ke dalam wilayah R.I. kini mencapai momentum baru dengan berkunjungnya Presiden Suharto ke wilayah itu. Kunjungan dua hari ini mempunyai arti psikologis bagi rakyat wilayah itu, yang sejak bergabung menjadi bagian Indonesia dua tahun lalu, masih dirongrong oleh kesan-kesan yang dapat menganggu fikiran mereka. Kunjungan Presiden ini, paling sedikit akan merupakan jaminan bahwa sisa-sisa fikiran demikian tidak perlu dipertahankan.
Bahkan, kunjungan Kepala Negara ini merupakan pembuka jalan bagi dibukakannya pintu propinsi termuda yang selama ini masih tertutup itu bagi kunjungan-kunjungan bebas bagi warga negara yang ingin berkunjung ke daerah tersebut.
Langkah demikian dalam hubungan internasional telah dimulai dengan diikutsertakannya duta besar – duta besar dan wakil – wakil negeri asing untuk mengunjungi daerah tersebut dan terakhir diisi oleh kunjungan Menlu Papua Nugini Ebia Olewale.
Dua tahun lebih dibutuhkan untuk memulihkan luka-luka perang saudara dan kini waktunya telah tiba suatu kondisi normal diberlakukan pada daerah itu agar sama kedudukannya dengan daerah-daerah lainnya. Bahwa di Timor Timur kini sedang dilancarkan pembangunan intensif, hal itulah yang perlu diketahui dan disaksikan, baik oleh masyarakat Indonesia sendiri maupun oleh dunia internasional.
Landasan keamanan di Timor Timur kini mulai makin mantap. Meski masih ada saja gangguan dari elemen-elemen pengganggu yang masih bertahan dalam jumlah yang relative kecil, toh itu bukan lagi faktor. Yang penting ialah repatriasi penduduk Timor Timur yang kini di Australia perlu segera diwujudkan agar dengan demikian gambaran keliru tentang wilayah itu yang dibangkitkan oleh unsur tak puas bisa terkikis.
Tapi dibalik itu, tampaknya masih dibutuhkan usaha untuk menyadarkan dan membentuk keyakinan rakyat setempat, pada usaha konsolidasi besar-besaran yang dipertaruhkan pemerintah untuk menyamakan dan menselaraskan posisi Timor Timur dengan daerah-daerah lainnya.
Justru dalam tahapan ini para pejabat maupun anggota ABRI yang bertugas di daerah itu harus sabar dan bijaksana membimbing rakyat di sana agar mau mengerti semua upaya yang telah dicurahkan untuk menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat setempat. Contoh-contoh dan teladan-teladan yang baik masih perlu diperbanyak dan diperluas jangkauannya kepada masyarakat setempat.
Dalam hubungan ini, kita mencatat sinyalemen Ketua DPRD Timor Timur, Goncalves yang diberikan kepada pers ibukota. Tokoh integrasi yang berwibawa dan gigih ini mengeluh tentang mulai menggejalanya korupsi pada aparat-aparat pemerintahan di sana.
Selain itu dari sumber lain kita juga memperoleh informasi tentang mulai menularnya wabah birokrasi yang tidak sehat itu. Hal-hal yang akan membuat rakyat yang jujur dan berfikiran alamiah itu bisa “terpukau” melihat gejala gejala yang tidak bisa mereka cema menurut nurani mereka yang karakteristik itu.
Kita harapkan kunjungan Presiden ini merupakan satu kesempatan untuk menyiapkan landasan perbaikan menyeluruh dan konsolidasi efektif dari wilayah Timor Timur.
Kita harapkan agar pemerintah setelah membuka daerah ini untuk hubungan normal dengan bagian-bagian Indonesia lainnya, mampu mengendalikan segala aparatnya untuk membina wilayah tadi sesuai dengan kewajiban nasional maupun janji internasional yang telah diberikan sebelumnya mengenai tanggungjawab Indonesia atas wilayah tersebut.
…
Jakarta, Merdeka
Sumber: MERDEKA (18/07/1978)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IV (1976-1978), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 694-695.