KUOTA OPEC SAAT INI DINILAI CUKUP IDEAL [1]
Jakarta, Antara
Kuota produksi minyak OPEC yang untuk Kuartal IV/ 1994 sebanyak 24,52 juta barel per hari dinilai sudah cukup ideal untuk mempertahankan tingkat harga yang cukup wajar yaitu antara 16-19 dolar AS per barel.
“Namun berapa pagu produksi yang akan ditetapkan pada kuartal berikutnya diserahkan sepenuhnya kepada keputusan pertemuan Menteri-Menteri OPEC di Bali nanti,” kata Menteri Pertambangan dan Energi IB Sudjana, ketika menyampaikan persiapan sidang Menteri-Mentri Perminyakan OPEC kepada pimpinan media massa, di Jakarta, Rabu.
Konferensi tingkat Menteri OPEC ke-97 itu rencananya akan berlangsung di Bali, 21-23 Nopember 1994 dan akan dibuka oleh Presiden Soeharto. Mentamben IB Sudjana yang didampingi Dirut Pertamina Faisal Abda’oe mengatakan, dari 14 agenda yang akan dibahas pada pertemuan OPEC di Bali, masalah penetapan kuota untuk Kuartal I/1995 memang akan menjadi isu utama di samping agenda pemilihan Sekjen OPEC baru. Sikap Indonesia, kata Menteri, sejalan dengan keinginan negara-negara OPEC lainnya untuk mencapai tingkat harga minyak yang wajar pada kuartal berikutnya.
“Bagi kita sendiri harga yang wajar itu tentunya diharapkan tetap di atas harga patokan minyak pada APBN 1994/ 1995 sebesar 16 dolar AS per barel,”katanya.
Tetapi penetapan kuota tersebut harus memperhitungkan kondisi pasar minyak dunia pada periode mendatang baik dari sisi suplai maupun permintaannya. Dari perhitungan para analis perminyakan internasional selama kuartal I (Januari Maret) 1995 permintaan minyak dunia akan bertambah sekitar satu juta barel per hari dari kebutuhan energi ini pada kuartal sebelumnya yang mencapai 67,25juta bare/per hari. Penambahan permintaan itu dikaitkan dengan masuknya musim dingin di negaranegara belahan bumi utara sehingga ikut menaikkan kebutuhan minyak dunia. Sementara rata-rata permintaan minyak selama 1994 diperkirakan 65,91 juta barel/hari.
Produksi Non-OPEC
Sudjana mengingatkan bahwa penetapan kuota OPEC itu harus memperhitungkan keberadaan produsen minyak lainnya di luar OPEC karena suplai minyak negara non-OPEC selama 1994 rata-rata 41,04 juta barel per hari atau 62 persen dari total kebutuhan minyak dunia. Sedangkan permintaan minyak OPEC pada tahun depan rata-rata hanya 25,52 juta barel per hari, sehingga tidak berbeda jauh dengan tingkat produksi OPEC saat ini.
Untuk itu Mentamben melihat, pemberlakuan kuota OPEC yang sama (rool over) sepanjang tahun ini sebesar 24,52 juta dinilai cukup efektif untuk membuat kestabilan harga minyak dunia saat ini yang berkisar 17 dolar AS per bare!.
Ketika ditanya apakah penetapan kuota pada kuartal I 1995 juga akan mengaitkan permintaan kenaikan produksi minyak Kuwait yang saat ini mencapai dua juta barel per hari, Sudjana mengatakan, hal itu belum akan dibicarakan pada pertemuan di Bali. Begitu pula dengan masalah embargo minyak Irak tidak akan disinggung dalam
pertemuan di Bali nanti karena menurut Sudjana, masalah Irak merupakan wewenang Dewan Keamanan PBB yang menjatuhkan sanksi kepada negara Teluk ini. Namun jika dalam perkembangannya nanti ada keputusan baru mengenai Irak, maka OPEC akan mengakomodasikan produksi minyak Irak dalam kuota OPEC, kata Menteri. Dirut Pertamina Faisal Abda’ oe yang juga Ketua Panitia Konferensi OPEC ke-97 di Bali mengatakan, konferensi ini akan diikuti Menteri Perminyakan seluruh anggota OPEC yaitu Aljazair, Gabon, Indonesia, Iran, Irak, Kuwait, Libia, Nigeria, Qatar, saudi Arabia, Uni Emirat Arab dan Venezuela.
Seluruh peserta yang sudah menyatakan kesediaannya hadir pada pertemuan itu mencapai 134 orang. Peristiwa itu akan diliput sekitar 100 wartawan dalam dan luar negeri, demikian Abda’ oe. (T.PEO 1/6:39PM/b/eu09/16 / 11/94 19:04/ru2)
Sumber: ANTARA (16/ 11/ 1994)
_____________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 447-448.