KURSI PRESIDEN SOEHARTO DISIMPAN DI MUSEUM PALU [1]
Palu, Suara Karya
Dua buah kursi rotan, tempat duduk Presiden dan lbu Tien Soeharto pada acara Pekan Penghijauan Nasional (PPN) ke-30, 17 Desember 1990, di Desa Ngatabaru, sepuluh kilometer sebelah selatan Kota Palu (Sulteng), Senin (24/2) dimuseumkan. Penyerahan kursi tersebut dilakukan Kakanwil Kehutanan Sulteng kepada Kepala Museum Palu, Drs. Ing Huong.
Pada acara pameran khusus benda budaya yang dibuka Kakanwil Depdikbud Sulteng, Drs H.Idris Mumu, di Aula Museum Palu, pekan lalu, selain kursi Presiden juga diserahkan beberapa benda-bersejarah untuk dimuseumkan, seperti patung manusia di Desa Bada karena pernah dicuri oleh oknum-oknum tertentu. Beberapa tahun belakangan ini, pencuri patung-patung dan benda-benda bersejarah mulai bermunculan.
Abd. Hamid Pawennari BA dari Kantor Museum Palu kepada Suara Karya mengatakan, dengan banyaknya pencurian benda bersejarah tersebut dikhawatirkan bisa merusak kelestarian budaya yang kini masih banyak yang belum dimuseumkan di Sulawesi Tengah. Khusus dua buah kursi yang pernah diduduki Presiden dan lbu Tien Soeharto pada PPN, menurut Pawennan, pihaknya memang meminta kepada pihak Kehutanan untuk dimuseumkan. Ini dimaksudkan agar kursi tersebut dapat terpelihara dan teijaga dengan baik. “Sebab, sepuluh atau duapuluh tahun kemudian, kursi tersebut nilai sejarahnya sangat tinggi, “ujamya.
Pameran khusus benda budaya itu sendiri, menurut Kepala Museum Palu, Drs. Ing Huong, bertujuan untuk mengajak masyarakat, khususnya generasi muda agar mau melestarikan, membina dan mengembangkan kebudayaan supaya tidak kehilangan identitas. Bahkan, dapat mendorong generasi muda memanfaatkan museum sebagai inspirasi dan sarana rekreasi. Dalam pameran yang berlangsung selama seminggu itu, dipamerkan sebanyak 207 buah koleksi, yaitu, koleksi prasejarah 35 buah, arkeolog 4 buah, historika 7, etnografi 79, naskah 10, keramik asing 31 serta numismatik dan heraldik 40 buah. (KM-1).
Sumber: SUARA KARYA(04/03/1992)
__________________________________________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIV (1992), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 739-739.