LAKSDA LAUT DJAELANI : DOKTRIN HANKAMRATA MENGHAKEKATKAN MANUSIA

LAKSDA LAUT DJAELANI : DOKTRIN HANKAMRATA MENGHAKEKATKAN MANUSIA [1]

 

Djakarta, Kompas

Dalam Doktrin Hankamrata (Pertahanan Keamanan Rakjat Semesta), jang sekarang ini akan disempurnakan dan akan didjadikan doktrin kita, tidak dibedakan Antara ABRI dan non – ABRI. Semua rakjat Indonesia adalah pembela tanah air. Faktor manusia adalah hakekatnja (essensinja). Demikian keterangan Laksda Laut Djaelani, jang sekarang ini mendjabat sebagai Ketua Dewan Antar Sesko pada hari Sabtu di lapangan Boediarto – Tjurug.

Sebetulnja doktrin itu telah kita laksanakan pada perdjuangan kemerdekaan RI 1945. Ketika itu rakjat bahu membahu dengan ABRI berdjuang bersama2. Persis seperti jang dilaksanakan di Israel sekarang. Karena perdjuangan ’45 – jang mendjadi pra – Hankamrata – telah berhasil mentjapai kemerdekaan dan tjara perdjuangan itu tjotjok dengan situasi dan kondisi masjarakat Indonesia jang bersifat gotong rojong, maka “praktek” itu akan didjadikan dan disempurnakan mendjadi doktrin.

Dalam doktrin Hankamrata itupun segala matjam persendjataan dipakai mulai dari bambu tuntjing sampai dengan sendjata2 modern. Sebab matjam2 sendjata adalah faktor kedua. Faktor pertama adalah semangat dan mental manusia.

Mengenai “estimate” tak akan adanja invasi ke Indonesia dalam 10 tahun mendatang ini, diterangkannja bahwa itu hanjalah estimate sadja berdasarkan laporan dari pihak intelidjen kita. Selama 10 tahun mendatang jang akan ada hanjalah subversi dan infiltrasi dari kaum komunis RRT, jang selamanja selalu memegang “teori domino”.

Tentang kapal2 besar diakuinja bahwa Indonesia tidak membutuhkan kapal2 perang jang besar, karena tidak sesuai dengan keadaan kepulauan Indonesia jang terdiri dari beribu2 pulau. Bagi Indonesia jang penting adalah mempunjai pasukan2 amphibi dan Linud (Lintas Udara) jang kuat. Dan kekuatan inti kita adalah didarat. (DTS)

Sumber: KOMPAS (07/09/1970)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 563-564.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.