LAPORAN DARI BANGKOK:
SOEHARTO – PREM BICARA EMPAT MATA 1 JAM
Presiden Soeharto beserta rombongan, Rabu, tiba di Bangkok. dalam suatu kunjungan kerja selama dua hari atas undangan Pemerintah Muangthai. Di lapangan terbang Dong Muang, rombongan yang mendarat dengan pesawat Boeing 707 "Republik Indonesia" itu disambut oleh wakil khusus Raja Bhumibol Adulyadej dan anggota Dewan Khusus Kerajaan Charoonphan Issarangku, yang mengalungkan bunga melati kepada Presiden Soeharto.
Menyertai Presiden dalam kunjungan dua hari itu antara lain Menlu Mochtar Kusumaatmadja, Menko Ekuin Widjojo Nitisastro, Menteri Pertambangan dan Energi Subroto dan Mensesneg Sudharmono SH.
Di antara tuan rumah yang menyambut, nampak hadir juga PM Prem Tinsulanonda, Menlu Siddhi Savetsila, Komandan Komando Tertinggi Militer Serm Na Nakom dan anggotakorps diplomat di Muangthai. .
Presiden Soeharto tidak mengadakan pembicaraan dengan wartawan di lapangan terbang. Juga tidak dikeluarkan statement. Rombongan menuju gedung pemerintah.
Di sana Presiden Soeharto mengadakan konsultasi dengan PM Prem.
Setelah makan siang yang diselenggarakan PM Prem, Presiden mengunjungi Rajab Bhumibol dan Ratu Sirikit di Istana Chitriada di Bangkok.
Bantuan Minyak
Kepada para wartawan di Bangkok, PM Prem mengatakan sebelumnya bahwa ia akan bersama Presiden Soeharto membicarakan masalah Kamboja, kerjasama dwi pihak dan masa depan penjualan minyak Indonesia ke Muangthai.
Sumber-sumber Kementerian Luar Negeri Muangthai mengatakan, para pejabat Muangthai diduga akan meminta Pemerintah Indonesia supaya "mendua kalikan" penjualan minyak ke Muangthai, dewasa ini Indonesia menjual minyak sebanyak 15.000 barrel/hari ke Muangthai.
Menurut rencana, Kamis ini Presiden Soeharto bermain golf bersama PM Prem, dan mengadakan pertemuan khusus dengan para pejabat di KBRI Bangkok.
Di Jakarta, Rabu pagi, Mensesneg Sudhannono mengatakan, Presiden Soeharto akan bertukar pandangan mengenai perkembangan ASEAN dan masalah regional lainnya dengan PM Prem dalam pembicaraan yang direncanakan Rabu petang.
Empat Mata
Presiden Soeharto dan PM Prem mengadakan pembicaraan empat mata selama satu jam lebih di gedung Pemerintah di Bangkok, Rabu pagi.
Belum diperoleh keterangan mengenai masalah pokok yang dibicarakan dalam pertemuan tersebut. Namun sumber resmi Indonesia di Bangkok mengatakan bahwa pembicaraan antara kedua pemimpin ASEAN tersebut berkisar pada perkembangan terakhir mengenai masalah Kampuchea yang kembali menarik perhatian dunia, terutama setelah konferensi Menlu Non-Blok di New Delhi belum lama berselang.
Sumber resmi itu mengatakan, Presiden Soeharto akan menjelaskan pandangan Indonesia bahwa dalam masalah Kampuchea yang bersengketa adalah Vietnam dan RR-Cina, bukan antara Vietnam dan ASEAN.
Indonesia minta Muangthai bersikap lebih luwes tanpa mengorbankan pendirian tidak menerima penyerbuan pasukan Vietnam ke Kampuchea yang menyebabkan berkuasanya Heng Samrin.
Dalam pembicaraan itu menurut sumber resmi tersebut disampaikan bahwa Indonesia memahami posisi Muangthai yang serba rumit karena negeri ini berada di depan RR-Cina bahkan akhir-akhir ini berada di bawah tekanan RR-Cina.
Jamuan
Setelah pembicaraan antara kedua pemimpin ASEAN itu Presiden Soeharto menghadiri jamuan makan siang yang diselenggarakan PM Prem Tinsulanonda untuk menghormati Kepala Negara Republik Indonesia itu.
Rabu sore pukul 18.00 waktu setempat, Presiden mengadakan kunjungan kehormatan pada Raja Bhumibol Adulyadej di Istana Citra Lada. Setelah kunjungan kehormatan, Presiden akan menghadiri pula jamuan makan malam yang diselenggarakan PM Prem Tinsulanonda di gedung pemerintahan Bangkok yang dilanjutkan dengan malam kesenian. Sebelum jamuan makan malam dimulai diadakan tukar menukar cindera mata.
Sementara itu, Menlu Mochtar Kusumaatmadja, Rabu siang, bersama Menlu Sidbi Savetsilla menandatangani perjanjian penghindaran pajak berganda antara kedua negara.
Dirjen.
Dirjen Penerangan Deplu Muangthai Jetr Sujaritkul dalam siaran televisi di Bangkok, Selasa malam, memperkenalkan Indonesia sehubungan dengan kunjungan Presiden Soeharto ke negeri itu. Juga hadir dalam program televisi Bangkok itu Dubes RI Hasnan Habib.
Dirjen Penerangan Muangthai mengatakan, hubungan kedua negara dapat ditelusuri sejak 800 tahun lalu. Kedua negara tetap mempertahankan hubungan baik sampai kini terutama kerjasama bidang kebudayaan, sosial, ekonomi dan politik Indonesia, kata Jetr Sujaritkul, mempakan satu di antara pengimpor beras Muangthai utama.
Tahun ini Indonesia membeli beras Ik. 400.000 ton. Impor terbesar pemah dilakukan tahun 1977 yakni berjumlah 700.000 ton. Mliangthai dewasa ini mengimpor 10.000 barrel minyak mentah Indonesia tiap hari dengan harga "Persahabatan". Jumlah minyak mentah Indonesia yang diekspor ke Muangthai menjadi 15.000 barreI/hari mulai 1 Maret 1981. (DTS).
…
Bangkok, Suara Karya
Sumber: SUARA KARYA (26/03/1981)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 41-43.