MAKNA PENGHARGAAN INTERNASIONAL

MAKNA PENGHARGAAN INTERNASIONAL

 

 

Jakarta, Suara karya

PADA tahun 1985 Indonesia memperoleh penghargaan dari Organisasi Pangan dan Pertanian sedunia (FAO) karena keberhasilan dalam mencapai swasembada pangan khususnya beras. Penghargaan dari organisasi pangan dan pertanian PBB itu diterima oleh Presiden Soeharto dalam suatu sidang FAO di Roma, Italia.

Pada tahun 1989 Indonesia kembali memperoleh penghargaan internasional. Penghargaan yang diterima Presiden Soeharto eli markas PBB itu menyangkut masalah kependudukan (Population Award), sebagai pengakuan atas keberhasilan mengendalikan pertumbuhan penduduk.

Senin lalu, Indonesia memperoleh lagi penghargaan intemasional yang diberikan oleh Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO). Penghargaan berupa medali “Health For All Golden Medal Award” diserahkan langsung oleh Direktur Jenderal WHO.

Menurut Dirjen WHO, Dr Hiroshi Nakajima, penghargaan itu merupakan pengakuan WHO atas jasa Presiden Soeharto dalam upaya menyukseskan program kesehatan untuk semua pada tahun 2000. “WHO menghargai usaha Indonesia di bidang pembangunan kesehatan , antara lain meliputi program Inpres Kesehatan yang dimulai tahun 1979, pengemban gan PosPelayanan Terpadu (Posyandu) mulai tahun 1985, dan penggalakan imunisasi anak-anak mulai tahun 1986 sehingga angka kematian bayi turun”, kata Dirjen WHO.

PELBAGAI penghargaan internasional itu jelas menggembirakan bangsa Indonesia. Dengan itu prestasi yang berhasil dicapai dalam pembangunan bidang­bidang bersangkutan memperoleh pengakuan internasional.

Namun, setiap penghargaan, dalam dirinya juga melekat tanggungjawab. Baik tanggungjawab untuk mempertahankan prestasi yang telah dicapai maupun tanggung jawab untuk lebih memacu prestasi yang telah dicapai maupun tanggungjawab untuk lebih memacu prestasi itu.

Tanggungjawab itu makin dituntut karena prestasi-prestasi yang memperoleh penghargaan internasional justru menyangkut aspek-aspek pembangunan manusia yang memang merupakan esensi pembangunan nasional kita. Selain itu, keberhasilan pembangunan dalam sektor-sektor yang mendapat penghargaan merupakan pula landasan yang amat mendasar bagi terpenuhinya tuntutan konstitusi kita seperti ditetapkan dalam Pembukaan UUD 1945 untuk memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan bangsa.

DITINJAU dari segi pembangunan manusia, tercapainya swasembada pangan khususnya beras, terkendalinya pertumbuhan penduduk, dan meningkatnya taraf kesehatan masyarakat, harus diakui baru merupakan tahap awal. Namun, prestasi­prestasi tahap awal yang harus dilanjutkan itu merupakan landasan yang amat menentukan pembangunan kualitas manusia Indonesia di masa mendatang.

Izinkan kita menggaris bawahi hal ini karena dengan keberhasilan pembangunan di bidang pangan, bidang kependudukan, dan bidang kesehatan, disadari atau tidak, kecerdasan bangsa makin meningkat. Meningkatnya kecerdasan itu, antara lain, dapat dilihat dari makin kritisnya bangsa terutama mereka yang disebut generasi penerus. Daya kritis yang meningkat sebagai pencerminan dari meningkatnya pula kecerdasan itu memerlukan tanggapan positif agar daya kreativitas yang terkandung di dalamnya dapat terus berkembang guna memacu laju pembangunan nasional. Dengan pola pikir itulah seyogianya kita gali makna dari penghargaan­penghargaan internasional yang kita terima.

 

 

Sumber : SUARA KARYA (20/02/1991)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 593-594.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.