MALAYSIA TAWARKAN JADI TUAN RUMAH PERTEMUAN MENTERI APEC TAHUN 1998[1]
Kuala Lumpur, Antara
Malaysia Selasa mengajukan tawaran untuk menjadi tuan rumah pertemuan tingkat menteri Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), namun tidak jelas apakah tawaran itu termasuk pertemuan informal para pemimpin ekonom forum itu.
Malaysia menilai pertemuan para pemimpin ekonomi APEC akan memberikan struktur resmi bagi forum yang semula dimaksudkan sebagai forum yang longgar. Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia, Rafidah Aziz, mengatakan kepada pers bahwa ia akan memberitahu negara-negara anggota APEC lain mengenai tawaran itu pada pertemuan tingkat menteri di Indonesia yang akan diikuti dengan pertemuan para pemimpin ekonomi pada 15 November. Ia mengatakan pemerintah Malaysia baru-baru ini sepakat untuk dengan usulan kementeriannya agar Malaysia menjadi tuan rumah pertemuan APEC. Pertemuan tahun depan akan diadakan di Jepang, 1996 di Filipina dan 1997 di Kanada. APEC, yang dibentuk tahun 1989, mengadakan pertemuan pemimpin pertama tahun lalu di AS. Pertemuan itu diboikot oleh PM Malaysia Mahathir Mohamad yang khawatir pelembagaan APEC akan dikuasai oleh kepentingan ekonomi Washington. Namun, Mahathir, akan menghadiri pertemuan para pem impin ekonomi minggu depan. Rafidah kembali menyatakan penentangan Malaysia terhadap penetapan “time table” bagi liberalisasi perdagangan dalam APEC, yang para pemimpinnya diperkirakan akan membahas usulan Presiden Soeharto untuk melaksanakan perdagangan bebas di kawasan itu pada tahun 2020. Malaysia mengritik usulan yang didukung oleh AS dan Australia itu, untuk melaksanakan perdagangan bebas secara penuh di APEC, yang anggotanya terdiri dari negara-negara ekonomi kuat di kawasan itu. China yang juga bersikap hati-hati terhadap timetable perdagangan bebas, ingin mempertahankan APEC sebagai foum yang luwes. (Uu.Ln09/13:22/RU3/14.52).
Sumber:ANTARA (09/11/1994)
________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 418-419.