MASKAPAI MYANMAR INGIN BANGUN KERJASAMA DENGAN GARUDA

MASKAPAI MYANMAR INGIN BANGUN KERJASAMA DENGAN GARUDA[1]

 

Yangon, Antara

Maskapai penerbangan pemerintah Myanmar, Myanmar International, ingin mengadakan kerjasama di bidang angkutan udara dengan Garuda Indonesia. Pembicaraan awal kerjasama itu dilakukan antara Dirut Myanmar International, Kolonel Udara Tun Aung, dan salah seorang direksinya, U Kant Nyunt, beserta Dirut Myanmar Airways, Letkol Udara Thewa Win Deyint dengan K Sugiarto selaku Wakil PT. Garuda Indonesia dan M Rafdi Sarnin, direktur Teknik Merpati didampingi oleh Dubes Indonesia M Sanusi di Bandara Mingaladon, Yangon, Minggu.

Myanmar International adalah maskapai milik negara yang beroperasi untuk jalur internasional, sementara Myanmar Airways beroperasi untuk domestik. Myanmar International merupakan usaha patungan antara pemerintah Myanmar dan Singapore Airlines, yang sebagian besar modalnya dimiliki oleh Singapore Airlines dan hanya memiliki satu pesawat Boeing 757-200 dan baru menerbangi rute Rangoon – Hongkong, Rangoon – Bangkok, dan Rangoon – Singapura.

Tun Aung mengatakan, keinginannya untuk membuka jalur penerbangan antara Indonesia dan Myanmar agar dapat meningkatkan hubungan bilateral, khususnya kerjasama di bidang ekonomi, karena pemerintah Myanmar saat ini membutuhkan sebanyak mungkin investor asing. “Kami menginginkan untuk membuka jalur penerbangan ke Bali,” katanya. Sementara itu, Sugiarto menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia akan senang sekali untuk saling membuka jalur penerbangannya namun ia harus membicarakan terlebih dahulu dengan pemerintah. Kedua belah pihak sepakat untuk mencapai kesepakatan kedua maskapai terlebih dahulu baru kemudian masalahnya dibawa ke pemerintah. Pada kesempatan itu, Sugiarto, yang juga menjabat Kepala Dinas Pemasaran Garuda, menceritakan kepada rekan-rekannya dari maskapai Myanmar mengenai perkembangan Garuda saat ini.

Demonstrasi CN-235

Selesai pembicaraan awal mengenai rencana kerjasama antar maskapai Indonesia dan Myanmar, rombongan napak tilas Dakota RI-001/Seulawah mendemontrasikan kemampuan pesawat buatan Indonesia yakni CN-235. Pesawat CN-235 milik Merpati dan buatan IPTN itu ikut serta dalam penerbangan napak tilas sebagai pesawat pendukung. Direktur Teknik Merpati Rafdi Samin menjelaskan bahwa “Presiden Soeharto mengatakan pemerintah Myanmar boleh merniliki tiga pesawat CN-235, mengenai pembayarannya itu nanti dapat dibicarakan, ketika Menteri Perhubungan Myanmar Thein Win datang ke Indonesia”.

“Tetapi, ketiga pesawat CN-235 yang ingin dimiliki oleh pemerintah Myanmar itu masih belum jelas apakah untuk pesawat militer atau komersial,” katanya.

Para pejabat kementerian perhubungan dan maskapai penerbangan Myanmar diajak terbang dengan pesawat CN-235 dan diberikan kesempatan pula untuk mengemudikannya.(U-PE07/RE2 /31!01/94 00:27/RU6/31!1!94 00:32)

Sumber: ANTARA (30/01/1994)

________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 201-203.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.