MASSA MARHAEN TETAP WASPADA : USAHA ADU-DOMBA PNI UNTUK PETJAH BELAH
. Ada jang tjatut nama Pak Wilopo [1]
Djakarta, Suluh Marhaen
Suatu usaha politik jang busuk telah dilantjarkan dengan deras achir2 ini jang sasarannja ditudjukan terhadap PNI sebagai suatu partai besar jang bisa dipastikan akan keluar sebagai salah satu pemenang dalam Pemilu jad.
Sumber2 ‘SM’ dalam hubungan ini menerangkan bahwa usaha untuk menghantam PNI disaat2 mendjelang pemilu ini sudah dapat diramalkan sebelumnja, oleh karena dalam hal ini PNI merupakan kekuatan sosial politik jang ampuh jang dapat membina partnership dengan ABRI didalam mempertahankan Pantjasila dan UUD 45 serta mendukung Presiden Soeharto dalam pemilu jad.
Tidak bisa disangsikan lagi bahwa serangan dan fitnahan terhadap PNI dan pimpinannja achir2 ini hanja bersifat serangan antara dimana tudjuan achirnja adalah untuk memperlemah salah satu tiang pendukung Presiden Soeharto dalam Pemilu dan untuk mendiskreditkan ABRI.
Offensif politik mereka untuk memetjah belah dan melemahkan potensi PNI dalam menghadapi pemilu nanti disinjalir ada jang mengambil bentuk Gerpol ala PKI berupa kasak – kusuk untuk mengadu domba antara pimpinan PNI jang satu dengan jg lain. Hal ini telah dilakukan sedjak lama. Dan usaha jang dilantjarkan belakangan ini lebih extreem lagi jakni dengan melantjarkan pemberitaan melalui surat2 kabar jg memfitnah putjuk2 pimpinan PNI seperti Ketua Umum Hadisubeno.
Usaha ini dilantjarkan agar Hadisubeno sebagai “orang kuat” untuk memenangkan PNI dalam Pemilu ditjurigai penguasa, dibentji atau ditjoret namanja dari daftar tjalon. Namun usaha ini ternjata gagal total, sebab baik Ketua G – I Hankam Majdjen Yoga Bugama maupun Asisten Pribadi Presiden Brigjen Ali Murtopo pernah memberikan keterangan pers jang menjatakan bahwa hanja ada 2 kategori jang dipergunakan untuk mentjoret nama2 tjalon jakni jang terlihat G30S/PKI dan jang pernah melakukan pemberontakan terhadap pemerintah jg sjah.
Dengan demikian fitnah untuk tudjuan ini tidak mentjapai hasil. Usaha berikutnja mementjarkan lagi jakni untuk mengadu domba PNI dengan Djenderal2 ABRI/Penguasa sekarang. Dalam hubungan ini sumber ‘SM’ menjatakan bahwa pasti usaha inipun akan nihil sadja.
Belang mereka telah terlalu djelas, mereka enggak bakal dapat pasaran dikalangan kita, demikian seorang Pati ABRI menerangkan kepada ‘SM’ berhubungan adanja usaha adu domba antara Djenderal2 ABRI dengan Pimpinan2 PNI chususnja Pak Hadi Subeno seperti al. jang dimuat podjok harian ‘Dhannapala’ tgl 17 Maret jang al. menuliskan bahwa thema pidato kebanggaan Hadisubeno sekarang ialah … segerbong djenderal2 tidak bisa mengalahkan seorang Sukarno.
Sumber tsb mengharapkan agar setiap pihak tidak terketjuali massa marhaen sendiri harus waspada menghadapi hal ini. Rupanja ada orang dalam PNI sendiri jg mau menjiram bensin dan menjulutnja dengan api …… demikian katanja.
Wilopo Tidak Tahu Menahu
Lebih djauh sehubungan dengan pemberitaan ‘Kami’ tgl 17 Maret jbl tentang Dua grup PNI. “Djeit” Sunawar jang al. menjebut2 nama sesepuh PNI Pak Wilopo SH jang katanja akan memberikan pandangan didalam. “Reuni PNI Osa Usep” di Bandung jang diperluas dengan oknum2 PNI penentang konggres Semarang maka Pak Wilopo jang dihubungi via telepon oleh ‘SM’ kemaren menjatakan bahwa beliau sama sekali tidak tahu menahu akan hal ini.
Maka djelas pula dalam hal ini bahwa ada usaha mentjatut nama Pak Wilopo jang dalam daftar tjalon PNI untuk Djakarta Raya menduduki tempat nomer satu. Usaha ini tentunja untuk mengadu domba pula, demikian keterangan jang diterima ‘SM’ Achirnja diperoleh pilla pendjelasan bahwa memang ada suatu ‘trunk-line’ antara sementara ‘orang dalam’ PNI jang tidak puas terhadap hasil kongres Semarang dengan pihak2 jang politiknja ingin menghantjurkan PNI. Masa Media terompet mereka djuga tampak punja kerdjasama baik didalam mengatur serangan2 fitnahnja dimana berita2 atau podjok2 Sk – ‘Dharmapala’ dikutip ‘Kami’ dan ‘Nusantara’ serta sebaliknja. Bukankah ini membuka kedok beberapa oknum jang selama ini ngaku2 orang PNI ?? Sekarang kan ketahuan dengan siapa mereka kerdjasama. Makanja massa marhaen harus waspada dan tetap kompak supaja dapat ikut mensukseskan Pemilu jad demikian sumber tsb. mengatakan.
Tentang berita “Kami” tgl. 17 Maret jang al. mengatakan bahwa grup Hardika mempersatukan diri dengan grup pembela. “Deklarasi Marhaenis” untuk menentang DPP PNI jang sekarang, hal inipun nonsens. Mana ada orang orang “Dekmar” jang mau bersatu dengan Hardi cs jang ketika “berkuasa” dipartai dulu (Ketua Dep. Organisasi) sama sekali tidak membela orang2 PNI didaerah2 jang ditahan, malahan sebaliknja sering “mendjeblos”kan.
Menutup keterangannja sumber tsb katakan bahwa kalau berita “Kami” itu memang benar maka djelaslah pula buat pihak penguasa betapa bahajanja permainan politik golongan mereka itu, demikian keterangan2 jang diinput. (DTS)
Sumber: SULUH MARHAEN (18/03/1971)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 637-638.