MBAK TUTUT, JULI KE MANILA SAMPAIKAN PROPOSAL PROYEK JALAN 

MBAK TUTUT, JULI KE MANILA SAMPAIKAN PROPOSAL PROYEK JALAN [1]

 

Manila, Antara

Putri Presiden Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana (Mbak Tutut) akan berkunjung ke Filipina, bulan depan untuk menyampaikan proposal proyek jalan senilai 450 juta dolar AS, kata seorang pejabat tinggi Filipina, Kamis. Pengumuman mengenai kunjungan itu dikeluarkan di tengah perselisihan diplomatik yang melibatkan Manila dan Jakarta mengenai penyelenggaraan konperensi tentang Timor-Timur di Filipina. Menteri Pekerjaan Umum Filipina, Gregorio Vigilar, dalam wawancara dengan sebuah radio Manila, mengatakan Mbak Tutut akan tiba di Manila bulan depan untuk mengajukan rencana pembiayaan bagi usaha patungan dengan Presiden Ramos.

Kekesalan Jakarta telah mengakibatkan batalnya kunjungan Menteri Perindustrian, Tunky Ariwibowo ke Manila dan pembatalan konperensi bisnis regional di Filipina bagian selatan, namun Vigilar mengatakan ia yakin kunjungan Mbak Tutut dan proyekjalan itu akan tetap berlangsung. Juru bicara kedutaan Indonesia di Filipina tidak bersedia memberikan komentar. Ramos, hari Rabu mengatakan bahwa total biaya proyek jalan yang melibatkan kelompok Citra Lamtoro Gung (CLG) itu mencapai 450 juta dolar AS.

Sumber-sumber di Jakarta mengatakan anak perusahaan CLQ PT. Citra Metro Manila, akan menjalankan proyek itu bersama dengan Philippine National Construc­tion Corp, yang mayoritas saharnnya dimiliki pemerintah. Vigilar mengatakan Manila tengah melanjutkan perundingan dengan PT. Citra. “Target kami sekarang adalah menyelesaikan rincian teknis yang telah dibahas selama beberapa bulan untuk mencoba memulai pembangunan pada September,” katanya.

Ia mengatakan proyek jalan layang enam jalur itu, yang akan menghubungkan distrik Makatai dengan daerah pinggiran Manila bagaian selatan yang padat penduduk, akan diselesaikan dalam waktu dua tahun. Vigilar mengatakan untuk permulaan PT. Citra akan menghabiskan sedikitnya 10 persen dari dana luar negeri untuk jalan Iayang itu, dan secara bertahap menaikkannya menjadi 30 persen yang akan dikonversikan menjadi equity begitu proyek itu selesai. (Uu/LN09/ 2/06/94 12:48/RB2)

Sumber: ANTARA(02/06 /1994)

________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 268-269.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.