MENAG DAN DUBES OKI KUNJUNGI MASJID DEMAK JATENG

MENAG DAN DUBES OKI KUNJUNGI MASJID DEMAK JATENG

 

Semarang, Antara

Menteri Agama H. Munawir Sadzali MA beserta sepul uh duta besar negara anggota Organisasi Konperensi Islam (OKI), hari Jum’at mengunjungi dan melihat dari dekat Masjid Agung Demak yang sudah berhasil dipugar dan diresmikan purna pemugarannya oleh Presiden Soeharto tanggal 21 Maret 1987.

Menag didampingi oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (pusat) K.H Hasan Basri dan Kepala Kanwil Departemen Agama Jateng, H. Halimy AR. Kesepuluh duta besar tersebut terdiri atas Maroko, Tunisia, Mesir, Brunai Darussalam, Yordania , Nigeria, Pakistan, Banglades, Iran dan Malaysia.

Menurut Menteri Agama, kepada mereka sengaja diperlihatkan Masjid Agung Demak yang dinilai memiliki sejarah bagi perkembangan agama Islam di Indonesia dan dalam pelaksanaan pemugarannya negara-negara anggota OKI ikut membantunya.

Faktor lain yang dianggap bermanfaat diperlihatkannya ialah, sekaligus dimanfaatkan untuk promosi sebagai obyek wisata. Duta Besar Iran Sayed Husen bin Fahar menyatakan bangga bahwa di Indonesia memiliki masjid yang bersejarah dan bagus karena rumah Allah.

Menanggapi peranan masjid demak dimanfaatkan juga sebagai obyek wisata dia mengemukakan memang masjid tidak boleh lepas dari fungsi utamanya yakni sebagai tempat ibadah. Penciptaan sebagai obyek wisata dinilai pula menunjang upaya menciptakan sebagai pusat sosial budaya dan jangan sampai terjadi ada masjid hilang fungsinya sebagai tempat ibadah seperti yang terjadi di salah satu negara, ungkapnya.

Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Demak Drs Masykuri Dlofir pada ANTARA mengatakan, pihaknya memang sudah diinstruksikan untuk mengajukan permohonan rancangan gambar maupun biaya pembangunan menara masjid agung demak untuk menggantikan menara lama yang dibuat sekitar tahun 1933 rancangan tersebut untuk diajukan kepada Menteri Agama, mengingat pemerintah pusat menyanggupi menyediakan dana untuk pembangunannya.

Namun, yang sekarang menjadi permasalahan rancangan gambar yang bisa diserasikan dengan lingkungan masjid setelah dipugar.

Dia mengakui, ada beberapa macam rancangan gambar menara yang sedang diusulkan kepada Menteri Agama dengan harapan bisa memperlihatkan identitas Demak sebagai kota wali, kota blimbing, identitas Jawa tengah dan khas Islam.

Menjawab pertanyaan masalah pemugaran pertamanan yang menja di program tahap berikutnya setelah pemugaran masjid, Masykuri Dlofir mengemukakan bahwa pihak pimpinan proyek pemugaran Drs. I.G Ngurah Anom kini sedang membicarakan dengan Bappenas untuk realisasi pembangunan proyek pertamanan itu, mengingat proyek tersebut dianggap masih ada kaitannya dengan nilai-nilai kepurbakalaan.

Para duta besar negara anggota OKI dalam kesempatan peninjauan tersebut diperlihatkan juga keempat “soko tatal”(empat buah tiang yang dibuat dari belahanĀ­ belahan kayu yang dibuat para wali sembilan pada abad kelima belas).

Seusai peninjauan mereka melakukan sholat Jum’at di masjid tersebut dengan imam dan khotib Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH. Hasan Basri.

 

 

Sumber : ANTARA (29/01/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 456-457.

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.