MENDAG: EKSPOR NONMIGAS BULAN JULI CAPAI 1,755 MILlAR DOLAR AS

MENDAG: EKSPOR NONMIGAS BULAN JULI CAPAI 1,755 MILlAR DOLAR AS

Jakarta, Antara

Ekspor berbagai komoditi nonmigas Indonesia selama Juli tahun 1988 mencapai 1,755 miliar dolar AS sedangkan impor mencapai 1,060 miliar dolar AS sehingga tercatat surplus sekitar 694 juta dolar AS.

Perkembangan menggembirakan ekspor nonmigas bulanan tersebut dijelaskan kepada wartawan oleh Menteri Perdagangan Arifin Siregar yang datang ke Bina Garaha, Selasa bersama Menko Ekuin dan Wasbang Radius Prawiro untuk melaporkan hal ini kepada Presiden Soeharto.

Sekalipun angka itu masih harus ditingkatkan, Arifin Siregar mengingatkan bahwa pada bulan-bulan Desember, Januari dan Februari biasanya terjadi penurunan musiman pada angka ekspor tersebut.

Dalam kesempatan itu kepada Kepala Negara juga dilaporkan hasil kunjungan Menmud Perdagangan Sudradjad Djiwandono ke Iran baru-baru ini yang bertujuan meningkatkan hubungan dagang kedua pihak. Dalam kesempatan itu Indonesia menyatakan kesediaannya untuk membeli minyak mentah yang disebut lranian Light Oil sekitar 30.000 bare/hari.

Sebagai imbalannya, Iran bersedia melakukan perdagangan imbal beli terhadap berbagai mata dagangan Indonesia termasuk produksi IPTN dan jasa-jasa perminyakan.

Selama ini Indonesia membeli 80.000-85.0000 barel minyak mentah /hari dari Arab Saudi untuk diolah di pabrik pengilangan Cilacap.

Namun karena Arab Saudi tidak bersedia melakukan perdagangan imbal beli maka Indonesia berusaha mencari negara-negara pemasok lainnya.

Dalam kesempatan ini, Arifln mengatakan bahwa sebuah delegasi Irak akan datang sekitar tanggal 9 Oktober, yang juga bertujuan menawarkan minyak mentahnya sambil menyatakan kesediaannya membeli berbagai komoditi Indonesia

Arifin Siregarjuga melaporkan kepada Presiden Soeharto tentang kunjungannya ke Korea Selatan baru-baru ini untuk menjajaki hubungan perdagangan kedua pihak. Ia mengatakan dalam kunjungan yang mengikutsertakan 27 pengusaha Indonesia telah tercapai 13 persetujuan dagang dan usaha dengan sejumlah pengusaha korsel.

Korsel memberikan prioritas tinggi kepada Indonesia terutama karena mereka ingin meningkatkan investasinya di luar negeri.

 

 

Sumber : ANTARA (04/10/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 368-369.

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.