MENDAG RI PERTEMUAN OPEC & NON OPEC PENTING

MENDAG RI PERTEMUAN OPEC & NON OPEC PENTING

Jakarta, Antara

Indonesia menganggap penting pertemuan OPEC dengan negara produsen minyak non-OPEC khususnya dari negara berkembang, karena jika tercapai kesepakatan tentang kemantapan harga maka praktis kedua pihak akan mampu mengendalikan tingkat produksi.

Menteri Pertamban gan dan Energi Ginandjar Kartasasmita mengatakan hal itu kepada wartawan selesai menemui Presiden Soeharto di Jakarta, Kamis, untuk melaporkan keberangkatannya ke Wina, Sabtu.

Ginandjar ke Wina untuk menghadiri pertemuan bersejarah OPEC (Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak) dan tujuh negara produsen non-OPEC 26 April guna membahas tingkat produksi agar tercapai kestabilan harga. Dari pihak 0PEC akan hadir menteri Nigeria, Arab Saudi, Venezuela, Indonesia, Aljazair serta Kuwait.

Tujuh negara penghasil minyak bukan anggota OPEC yang diundang adalah Angola, Malaysia, Meksiko, Kolombia, Oman, Mesir serta RR Cina. Namun belum diketahui apakah mereka ini akan mengirimkan para menterinya atau tidak.

"Rusia (Uni Sovyet) dan Norwegia kalau mau dating, bagus," katanya menanggapi pertanyaan wartawan. Kedua negara ini termasuk yang produksin ya cukup besar di dunia.

Pertemuan ini berlangsung sore hari, sedangkan pagi harinya para menteri OPEC akan bertemu dulu untuk mendiskusikan hasil pembicaraan secara terpisah dengan negara-negara produsen non-OPEC yang selama initelah dilakukan.

Pada pertemuan pendahuluan itu akan dibahas usul-usul bagi pertemuan dengan produsen non-OPEC.

Para menteri perminyakan OPEC 28 April akan mengadakan pertemuan konsultasi yang bisa saja nantinya berubah menjadi sidang luar biasa, karena dalam pertemuan konsultasi tidak bisa diambil keputusan.

Ketika menjelaskan pentingnya kerja sama antara OPEC dengan negara produsen khususnya dari negara berkembang , Ginandjar mengatakan pada kelompok negara produsen non-OPEC juga terdapat negara industri dan negara sosialis.

Tingkat produksi negara industri dan negara sosialis terus menurun, sedangkan produksi negara berkembang terus meningkat.

Di Amerika Serikat pada 1987 tetjadi pengurangan kemampuan memproduksi 400.000 barel/hari, sedangkan tahun ini angka itu akan meningkat.

Produksi OPEC

Ketika menjelaskan tingkat produksi OPEC selama ini, Ginanjar mengatakan, pada Januari tercatat 16,9 juta bare/hari, naik menjadi 17,1 juta barel pada Februari dan 17,4 juta barel pada Maret.

Ia mengatakan, berdasarkan persetujuan di antara anggota OPEC, produksi 12 anggota di luar Irak adalah 15,06 juta barel/hari.

Irak tidak menyetujui penentuan kuota produksi karena menginginkan kuota yang sama seperti Iran sekitar 2,3 juta bare/hari.

Produksi Irak sendiri kini diperkirakan mencapai 2,5 juta barel/hari, sedangkan dahulu produksinya hanya sekitar 1,5 juta barel.

"Kalau itu (janji non-OPEC) dipatuhi maka akan terjadi pengurangan sekitar 400.000 bare/hari. Kalau negara OPEC yang produksinya melampaui kuota menaati kemudian mengurangi produksinya maka akan tetjadi pengurangan 300.000 bareI," ujarnya.

Jakarta, ANTARA

Sumber : ANTARA (21/04/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 295-296.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.