MENDIKBUD TTG DESENTRALISASI EBTANAS

MENDIKBUD TTG DESENTRALISASI EBTANAS

Jakarta, Antara

Menteri pendidikan dan kebudayaan Fuad Hassan Kamis mengungkapkan gagasan pelaksanaan Evaluasi Belajar Tahap Akhir Tingkat Nasional (EBTANAS) dilaksanakan  secara desentralisasi  di tahun-tahun mendatang, dalam upaya menyempurnakan sistem ujian akhir di sekolah-sekolah.

“Pelaksanaan ebtanas secara sentralisasi yang dilakukan selama ini merupakan pekerjaan raksasa dan banyak mengandung kerawanan,” kata Mendikbud kepada wartawan di Bina Graha Jakarta, Kamis, setelah ia melapor kepada Presiden Soeharto.

Ia mengungkapkan, Presiden menyetujui penelitian dan pengkajian atas rencana desentralisasi ebtanas itu. Rencana tersebut akan dimantapkan dalam rapat kerja nasional depdikbud 13-15 Juli nanti.

Fuad Hassan mengakui, timbulnya gagasan desentralisasi ebtanas itu didorong oleh banyaknya keluhan tentang pelaksanaan ebtanas sekarang, bahkan tidak sedikit keluhan itu datang dari murid yang baru mengikuti ebtanas.

Pengkajian yang akan dilakukan itu diharapkan dapat mengetahui apakah sistem desentraliassi tidak akan lebih mahal biayanya, mengingat sangat luasnya wilayah Indonesia.

Selain itu juga diteliti cara-cara supaya mutu sekolah tetap terjaga dan tidak ada kesenjangan antara satu sekolah den gan sekolah lain di daerah yang berbeda.

Kepada Presiden juga dilaporkan pelaksanaan seleksi penerimaan mahasiswa baru (sipenmaru) tahun ini yang diiktuti 454.184 lulusan SLTA, berarti jumlah pesertanya lebih sedikit dibanding tahun lalu yang mencapai sekitar 600.000 orang.

Depdikbud, katanya, akan meneliti sebab-sebab menurunnya jumlah peserta sipenmaru itu. Namun dugaan sementara adalah mulai banyaknya lulusan SLTA yang lebih memilih program studi praktis serta condong mencari pekerjaan ketimbang meneruskan studi di perguruan tinggi negeri.

“Kalau dugaan itu benar, ini gejala baik, sebab dengan begitu calon-calon yang akan memasuki perguruan tinggi lebih terseleksi,” ujar Menteri.

Fuad Hassan melaporkan pula rencana ke ikut sertaan olahragawan mahasiswa Indonesia ke Universiade di Zagreb (Yugoslavia) 8 sampai 19 Juli mendatang.

Cabang olahraga yang akan diikuti Indonesia adalah bola voli, dayung, renang dan lompat indah. Cabang sepakbola tak diikuti sebab Indonesia tidak serta dalam babak penyisihan.

Kontingen Indonesia ke pesta olahraga mahasiswa sedunia itu berjumlah 35 orang termasuk ofisial. Biaya yang diperlukan untuk pengiriman kontingen itu sekitar Rp 142 juta dan tiga perusahaan swasta telah menjanjikan bantuannya membiayai pengiriman tersebut, demikian Mendikbud.

Kepada Presiden, Menteri juga memberitahukan adanya resolusi Sidang Umum PBB untuk mencanangkan tahun 1988-1998 sebagai dasawarsa pengembangan kebudayaan. “Apa yang dicanangkan PBB ini akan ditanggapi secara positif oleh Indonesia,” katanya.

Sumber: ANTARA (02/07/1987)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 672-673

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.