MENGIKUTI PERDJALANAN PD. PRESIDEN KE SULAWESI (IV)
Sistim Bon Dalam Pembelian Kopra Memukul Rakjat [1]
Djakarta, Kompas
- Kedatangan Djenderal Soeharto ke Sulawesi, memang sudah lama dinantikan oleh rakjat didaerah itu. Desa2 ketjamatan2 dan tempat2 lain jg akan dikundjungi maupun dilewati Pak Harto dihiasi dengan daun2 enau kekuning2an dgn berbagai warna dan ragam pandji2 dan sang saka dwiwarna serta pigura2.
- Harus diakui, Sulawesi Utara termasuk propinsi jang kurang sekali mendapat kundjungan dari pada Menteri, apa lagi oleh Kepala Negara. Padahal dengan korpnja daerah ini merupakan salah satu penghasilan devisa negara jang tjukup lumajan.
- Sekalipun Sulawesi Utara sering mendapat perhatian karena kopranja, tetapi djustru karena kopra itu, maka pelan2 kelapa hidupnja mendjadi terlalu menderita.
Para tengkulak bahkan pedjabat2 tidak sedikit jang bermain dengan kopra. Ini sudah bukan rahasia lagi bagi rakjat di Sultra, terutama rakjat petani kelapa. Disamping itu djuga terlalu banjak peraturan2 jang mengatur masalah perkopraan jang akibatnja sangat merugikan petani2 kelapa.
- Sistim “bon” jang didjalankan oleh fIhak jang berkuasa untuk membeli kelapa dari kaum petani sudah berlangsung bertahun-tahun. Kalau para petani kelapa itu menjerahkan kelapanja (batja:kopra) maka sebagai balasannja diberikan bon. Sedangkan pembajarannja tidak dapat dipastikan kapan diberikan Sering pembajaran itu sampai berbulan2 Padahal nilai rupiah sudah merosot lagi.
Tjepat Merosotnja?
Dengan demikian terpukullah rakjat petani jang dalam menejrahkan kopra itu niengharap’kan pembajaran tunai untuk melangsungkan produksinja dan untuk menjambung hidup keluarganja. Bitjaralah dengan setiap petani kelapa disana, maka pasti keluhan2 ini akan mereka kemukakan.
Hingga pernah terdjadi kelesuan dalam produksi kopra dan kalau itu terdjadi, maka seluruh panen kelapa hanja didjadikan minjak oleh rakjat.
Karena dengan membuat minjak ini sekalipun hasilnja tidak seberapa besar, bila dibandingkan dengan kopra namun rakjat masih bisa mendapatkan wang tunai dan bukan bon.
- Peraturan baru jang mengidjinkan swasta membeli kopra setjara langsung dari petani, adalah sangat menguntungkan para petani Penghasilan kopra.
Karena dengan demikian mereka dapat menawarkan kopranja pada pembeli jang tertinggi.
Disamping itu para petani kelapa tidak perlu kawatir lagi hanja akan menerima bon. Peraturan Pemerintah Pusat jang mengidjinkan daerah utk mengekspor langsung keluar negeri djuga sangat menggembirakan dan menguntungkan kaum petani rakjat di daerah pada umumnja. Karena dengan demikian pembangunan daerah sudah dapat lebih ditingkatkan pelaksanaannja.
- Sungguh sangat mengedjutkan, bahwa Sulawesi Utara jang terkenal dengan kopranja, seperti djuga daerah2 lain dengan hasil2nja jang banjak sekali menghasilkan devisa bagi negara tidak dapat melaksanakan pembangunan daerahnja.
- Orang jang pernah mengundjungi Sultra beberapa tahun jang lampau kalau sekarang ini kembali menindjau daerah itu, maka ia hampir tidak melihat kemadjuan2 dalam bidang pembangunan. Keadaannja hampir udah berbeda. Menjedihkan, Kopra penghasil devisa ada. Tetapi uang untuk pembangunan tidak ada. Ini belum termasuk hasil2 jang djuga dihasilkan daerah itu, seperti tjengkih. Itulah sebabnja kami mengatakan bahwa idjin jang diberikan pada daerah untuk bisa langsung mengekspor hasil2nja keluar negeri sangat besar artinja bagi pembangunan daerah. (DTS)
Sumber: KOMPAS (1967)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 681-682.