MENHUT AKAN TINGKATKAN KEMBANGBIAK SATWA LIAR

MENHUT AKAN TINGKATKAN KEMBANGBIAK SATWA LIAR

Jakarta, Antara

INDONESIA akan meningkatkan usaha pengembangbiakan satwa liar seperti buaya, penyu, badak, kakatua raja, jalak bali, komodo dan rusa, kata Menteri Kehutanan Soedjarwo Kamis.

Setelah melapor kepada Presiden Soeharto di Bina Graha Jakarta, Menteri Kehutanan menjelaskan kepada wartawan bahwa pengembang biakan (breeding) satwa liar itu diperlukan selain untuk melestarikan satwa langka juga supaya ekspor binatang tersebut dapat ditingkatkan dengan tidak melanggar konvensi internasional tentang itu.

Ia mengatakan, Indonesia ikut dalam Konvensi Internasional Tentang Perdagangan Flora dan Fauna Langka (CITES), suatu badan yang beranggotakan 93 negara dan bertujuan melindungi satwa dan tanaman langka secara jangka panjang.

Pertemuan CITES tahun ini akan diadakan di Kanada dan menurut rencana pertemuan  tahun  1989 akan berlangsung di Indonesia, kata Menhut Soedjarwo.

Kepada Presiden dilaporkan juga hasil lawatan Menteri Pertanian dan Kehutanan Finlandia ke Indonesia baru-baru ini yang antara lain dicapai kesepakatan menjalin kerjasama dan alih-teknologi di bidang persemaian modern.

“Persemaian modem ini kita perlukan dalam usaha meluaskan hutan tanaman industri menjadi enam juta hektar dalam akhir Repelita VI. “Sekarang baru ada dua juta hektar, di antaranya berupa tanaman jati, ramin, agatis dan sebagainya”, kata Menteri.

Finlandia, kata Soedjarwo, berhasil mengembangkan hasil hutannyamenjadi tulang-punggung ekonomi negara itu, di mana sekitar 50persen komoditi ekspornya berasal dari hasil hutan .

Operasi Kejutan

Menteri Soedjarwo juga melaporkan hasil Operasi Pengamanan Hutan oleh suatu team khusus yang dibentuk 8 Nopember 1986, di mana unsur-unsurnya terdiri wakil dari berbagai instansi.

Operasi itu, kata Menteri, berhasil mengamankan kayu sebanyak 310.000 meter kubik yang tidak dilindungi dokumen sah di Sumatera Selatan, serta menindak 87 perusahaan penggerajian kayu yang bertindak selaku penadah kayu gelap tersebut.

Di Kalimantan operasi tersebut berhasil memergoki dan mengamankan 150.000 meter kubik kayu yang tidak dilindungi dokumen sah.

Dalam kesempatan itu Presiden juga berpesan kepada Menteri Kehutanan agar mulai menggalakkan hutan sagu sebagai salah satu sumber bahan pangan.

Selama  ini tanaman sagu banyak terdapat di wilayah Indonesia bagian timur misalnya Irian Jaya dan Maluku.

Sumber: ANTARA (29/01/1987)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 812-813

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.