MENLU AS NILAI INDONESIA OPTIMIS HADAPI MASA DEPAN
Jakarta, Antara
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat George Shultz, yang terkenal kaya dengan latar belakang pengetahuan ekonominya, menilai Indonesia mampu menghadapi tantangan masa depan terutama setelah berhasil mengatasi berbagai rintangan pada lima tahun silam.
“Penampilan (Indonesia) selama 20 tahun silam, dan khususnya lima tahun lalu, harus menjadikan Indonesia yakin dalam menghadapi masa depan,” kata Shultz dalam ceramahnya di depan anggota Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Jakarta Senin siang, beberapa jam sebelum bertolak ke Manila, Filipina.
“Banyak di antara Anda telah memainkan peran penting dalam mempersiapkan Indonesia menuju ke masa depan ekonomi yang lebih cerah,” demikian Shultz dalam ceramah berjudul “Amerika, Asia Timur dan Tantangan Ekonorni Global,” yang dihadiri beberapa menteri ekonomi, termasuk Menkeu JB Sumarlin selaku ketua ISEI.
Menurut Shultz kerjasama ekonomi internasional tidak akan membawa keuntungan bagi semua pihak jika berbagai kebijaksanaan domestik tidak sejalan dengan realitas.
Indonesia, katanya, telah menjalankan berbagai langkah yang sesuai dengan kehendak jaman.
Langkah-langkah Indonesia, khususnya sejak 1983 seperti deregulasi, devaluasi, penciptaan iklim investasi yang lebih menggairahkan, perbaikan sistem perpajakan, perluasan pasar modal dan perbaikan mengenai hak cipta (intellectual property rights), telah meningkatkan ekonomi Indonesia.
Dengan langkah-langkah itu, katanya, Indonesia juga telah meningkatkan stabilitas politik, situasi yang sangat dibutuhkan.
Ia juga sekali lagi mengusulkan pembentukan semacam forum Pasifik (Pacific Basin Forum) yang akan menjadi forum kerjasama regional antar pemerintah yang antara lain berfungsi sebagai wadah saling tukar pengalaman mengenai kebijaksanaan struktural yang diperlukan untuk meningkatkan keterpaduan proses produksi dan distribusi.
Usul itu, katanya “bukan berarti kita ingin menciptakan blok perdagangan tertutup
di Pasifik.”
Ia sebelumnya telah melemparkan gagasan tersebut pekan lalu dalam pertemuan
dia dengan para menteri luar negeri ASEAN di Bangkok.
Dalam forum itu, kata Shultz, juga dapat bertukar gagasan, dan mempersiapkan analisa mengenai berbagai topik yang dianggap mewakili kepentingan kebanyakan negara di kawasan ini.
Sering kali diskusi atau riset bersama dapat mengarah kepada tindakan kerjasama yang akan memperbaiki keadaan ekonomi.
Di beberapa bagian di dunia ini, berbagai organisasi kerjasama ekonomi, seperti KTT Tujuh Negara, Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) telah membuktikan keberhasilan mereka, katanya. Ia menyarankan, yang penting untuk diperhatikan terlebih dahulu adalah masalah transportasi, telekomunikasi, pendidikan, sumberdaya nasional dan lingkungan.
Sebelum memberikan ceramah itu, Shultz mengadakan pertemuan dengan Menlu Ali Alatas dan para menteri ekonomi serta kunjungan kehormatan kepada Presiden Soeharto.
Ia meninggalkan Jakarta Senin petang untuk meneruskan perjalanan ke Manila, Filipina.
…
Jakarta, ANTARA
Sumber : ANTARA (11/07/1988)
…
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 121-122.