MENLU CO THACH: ASEAN AGAR HENTIKAN ANCAMAN RRT PRESIDEN MINTA VIETNAM IKUT REDAKAN KETEGANGAN

MENLU CO THACH: ASEAN AGAR HENTIKAN ANCAMAN RRT PRESIDEN MINTA VIETNAM IKUT REDAKAN KETEGANGAN

Presiden Soeharto minta kepada Vietnam untuk turut meredakan ketegangan di kawasan Indochina, Menteri Luar Negeri Mochtar Kusumaatmadja mengatakan, Sabtu, siang di Istana Merdeka.

Presiden Soeharto hari itu selama 45 menit menerima kunjungan kehormatan Menlu Vietnam, Nguyen Co Thach.

Mochtar Kusumaatmadjamengatakan, ketikaPresiden Soeharto mengemukakan permintaan untuk meredakan ketegangan itu Menlu Vietnam menyambutnya dengan anggukan kepala.

Menlu Co Thach dalam konperensi pers terpisah mengatakan, perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) sebenarnya dapat mempercepat penyelesaian masalah Kamboja dengan menekan RRT agar menghentikan ancaman­ancamannya terhadap Vietnam.

Tentang hasil pembicaraannya dengan Menlu Mochtar Kusumaatmadja, Co Thach katakan penyelesaian masalah Kamboja mempunyai dua aspek. Aspek pertama menyangkut pertentangannya dengan RRT, dan kedua mengenai hubungannya dengan Thailand.

Dijelaskan, RRT pemah memberi Vietnam ‘pelajaran’ yang pertama dengan melaktikan agresi ke wilayah Vietnam dan merencanakan akan melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya.

”Bagi Vietnam hal ini perlu diperhitungkan," ujarnya.

"Sedangkan dengan Thailand," ujar Co Thach lagi, "sebagai telah mengingkari perjanjian non agresi dan campur tangan antara Thailand dengan Vietnam." Dia menuding perbuatan Thailand yang menyokong sisa-sisa rejim Pol Pot untuk kembali ke wilayah Kamboja sebagai menjalankan teori Amerika dan RRT.

"ASEAN hendaknya memperhatikan hal ini. Kenapa hanya mempersoalkan penarikan mundur pasukan kami dari Kamboja saja, dan tidak memperhatikan ancaman RRT terhadap kami," ujar Co Thach.

”Tapi saya tahu, sulit bagi ASEAN untuk mengecam RRT," dia menambahkan.

Dalam konperensi pers tersebut, Menlu Vietnam itu kembali menegaskan bahwa pasukan-pasukan Vietnam tidak akan melintasi perbatasan Thailand-Kamboja dalam usaha melenyapkan sisa-sisa rejim Pol Pot yang didukung RRT Co Thach juga menegaskan bahwa Vietnam akan menarik pasukannya dari wilayah Kamboja setelah dirasakan tidak ada lagi ancaman dari RRT.

Menjawab pertanyaan kenapa Vietnam tidak mau dialog dengan ASEAN sebagai suatu organisasi dan hanya bersedia melakukan pembicaraan dengan masing masing negara ASEAN secara bilateral, Co Thach jelaskan, sebenarnya Vietnam sudah bersedia dialog dengan ASEAN sebagai suatu organisasi pada tahun 1978.Namun tahun 1979, sikap ASEAN terhadap Vietnam menjadi tidak bersahabat lagi, sehingga kami akhirnya mengambil jalan itu, ujarnya.

Merasa Puas

Walaupun pembicaraannya dengan Menlu Mochtar mengenai soal Kamboja tidak mencapai kesepakatan, namun Co Thach dalam keterangan persnya itu mengatakan bahwa dia merasa sangat puas dengan pembicaraan tersebut.

Pembicaraan mengenai masalah Kamboja antara kedua Menlu tersebut menemui jalan buntu karena masing-masing pihak berkeras pada pendiriannya.

Vietnam, sebagaimana dikatakan oleh Menlu Nguyen Co Thach, menginginkan agar dicapai dulu suatu landasan pemikiran yang sama antara negara-negara yang berkepentingan dalam masalah Kamboja itu, baru bisa dicari suatu jalan keluar yang paling baik.

Sedangkan Menlu Mochtar yang juga memberikan keterangan pers di Deplu seusai konperensi pers Menlu Nguyen Co Thach, mengatakan bahwa Indonesia tetap berpedoman pada sikap ASEAN yang dicetuskan di Bangkok awal 1979 lalu, yakni bahwa pasukan Vietnam harus ditarik seluruhnya dari wilayah Kamboja.

Menlu Mochtar juga menyatakan bahwa pembicaraannya dengan Menlu Co Thach berlangsung dalam suasana persahabatan dan terus terang. Namun dia tidak bersedia menjawab pertanyaan apakah dia juga merasa puas dengan hasil pembicaraan tersebut.

”Tidak tercapainya persesuaian pendapat antara kami tidak berarti bahwa dialog tak perlu diteruskan. Kami berpendapat, adalah hal yang wajar apabila terdapat perbedaan pendapat antara sahabat," ujarnya diplomatis.

Bantuan RRT

“Terlepas dari kita mendukung atau tidak, setuju atau menentang, tetapi memang bantuan RRT meredakan ketegangan sangatlah penting," ujar Mochtar lagi.

Dijelaskan juga olehnya, RRT telah mengakui ASEAN sebagai suatu perhimpunan yang positif di Asia Tenggara. Vietnam belum mau mengakui ASEAN karena dianggapnya menunjukkan sikap yang tidak bersahabat.

Menurut Mochtar pula, RRT tidak suka bahwa Vietnam mau menanamkan hegemoninya di lndocina. "Dan saya kira jawaban itu sudah jelas," ujarnya.

Mengenai masalah bilateral antara Indonesia-Vietnam dari hasil pembicaraan tersebut, menurut Mochtar, kecuali dari masalah penetapan batas landas benua, tidak ada permasalahan lain lagi antara kedua negara.

Perundingan tentang batas landas benua Indonesia-Vietnam tersebut, menurut Mochtar, akan dilanjutkan pada tingkat teknis dalam waktu dekat ini.

"Masih ada harapan bahwa masalah itu bisa diselesaikan di tingkat teknis," ujarnya. (DTS)

Jakarta, Merdeka

Sumber: MERDEKA (23/06/1980)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 606-608.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.