MENLU JEPANG JELASKAN BANTUAN KEUANGAN PADA RI
Tokyo, Antara
Menlu Jepang Sosuke Uno akan menjelaskan kepada Menlu Ali Alatas dan pemimpin-pemimpin Indonesia, tentang bantuan keuangan Jepang kepada Indonesia, dalam kunjungnya ke Jakarta minggu depan.
Uno mengadakan kunjungan resmi ke Indonesia tgl. 5-7 Mei, dalam rangka kunjungannya keempat negara Asia, termasuk Hongkong, Cina dan Singapura.
Di Jakarta, ia akan mengadakan pembicaraan-pembicaraan dengan rekannya Menlu Ali Alatas, dan menemui Presiden Soeharto.
Seorang pejabat Kemlu Jepang mengatakan, kepada pemerintah Indonesia, Uno akan menjelaskan bantuan keuangan Jepang dalam upaya membantu pembangunan ekonomi Indonesia, dan mengatasi masalah hutang-hutang luar negerinya.
Katanya, Jepang mengerti kesulitan keuangan yang dihadapi pemerintah Indonesia, akibat lemahnya harga minyak bumi dan harga komoditi ekspor. Namun ia tidak bersedia memberikan sesuatu rincian.
Dia juga tidak bersedia mengaitkan penjelasan yang akan diberikan Uno itu, dengan pernyataan PM Noboru Takeshita tentang bantuan Jepang meringankan beban utang negara-negara anggota ASEAN yang membengkak akibat kenaikan kurs yen.
Dalam masalah bantuan keuangan, di Jakarta, Menlu Uno akan lebih menekankan pada bantuan bilateral, katanya.
Sebuah sumber lainnya mengatakan, penjelasan Uno itu diharapkan akan berkaitan dengan bantuan keuangan Jepang dalam rangka IGGI.
Pemerintah Jepang telah menyatakan kesediaan untuk memenuhi harapan Indonesia, memberikan bantuan lewat IGGI yang lebih besar dalam tahun ini, tapi belum mengungkapkan suatu angka.
Dalam bantuan IGGI tahun fiscal 1987, Jepang memberikan sekitar 88 miliar yen, atau 600 juta dolar, meningkat dari 70 miliar yen tahun sebelumnya.
Dalam sebuah pernyataannya minggu terakhir bulan lalu di Tokyo, PM Takeshita menekankan pentingnya Jepang mengambil langkah-langkah untuk meringankan beban utang negara anggota ASEAN. Ia mengatakan, akibat kenaikan kurs yen (dari 240 menjadi 125 per dolar sejak dua tahun ini), beban utang yen negara anggota ASEAN kepada Jepang meningkat sekitar 2,7 kali.
Namun, pejabat Kemlu Jepang yang dimintai penjelasannya tentang pernyataan tersebut, mengatakan pemerintah Jepang belum sampai kepada suatu keputusan tentang cara yang akan ditempuh untuk pelaksanaannya.
Selama ini Jepang melaksanakan suatu pola bantuan seperti yang diberikan kepada negara-negara terbelakang (LDC-Least Developed Countries), kepada Bangladesh, Nepal dan Laos dan negara LDC lainnya, Jepang menghibahkan dari jumlah utang kepada Jepang yang harus dibayar kembali oleh negara-negara tersebut.
Atas pertanyaan apakah pola bantuan seperti ini dapat cliterapkan kepada negara anggota ASEAN, pejabat tersebut mengatakan ASEAN tidak termasuk dalam LDC.
Bantuan kredit lunak Jepang dalam rangka ODA (Official Development Assis tance) hanya diterima oleh empat negara ASEAN yakni Malaysia, Indonesia, Thailand dan Filipina. Singapura dan Brunei dianggap tidak memerlukan bantuan semacam itu.
…
Tokyo, ANTARA
Sumber : ANTARA (27/04/1988)
…
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 103-104.