MENLU TUNISIA SENANG KETUA GNB AKAN KE TOKYO[1]
Jakarta, Antara
Menlu Tunisia Habib ben Yahia menyatakan senang mendengar gagasan Ketua GNB Presiden Soeharto akan pergi ke pertemuan G-7 di Tokyo Juli 1993 untuk menyampaikan pesan-pesan KIT GNB ke-10 yang antara lain berisi usul pemecahan masalah utang negara-negara Selatan.
“Saya senang mendengar rencana itu, ” katanya kepada wartawan di ruang VIP Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Rabu malam. Menurut dia, dengan kepemirnpinan Presiden Soeharto GNB berada di tangan yang tepat dan pemimpin rakyat Indonesia itu telah berusaha banyak dalam memunculkan semangat baru di dalam GNB.
Menlu Tunisia itu menurut rencana akan menjumpai Presiden Soeharto untuk menyampaikan salam hangat pemimpin negaranya dan undangan agar Presiden Soeharto dapat berkunjung ke Tunisia sesegera mungkin.
Tentang masalah utang, ia mengaku pihaknya sendiri telah memelopori beberapa saran tentang pemecahan masalah utang luar negeri negara-negara Selatan, antara lain penjadwalan ulang untuk sejumlah negara berkembang, dan penundaan pembangunan dan proyek tertentu.
“Saat inilah momen yang tepat bagi semua pihak di dunia memberi perhatian sepenuhnya pada masalah utang luar negeri negara berkembang, ” katanya.
Pemecahan masalah utang negara berkembang itu akan menguntungkan bukan saja negara berkembang, tetapi juga sistem perekonomian dunia, katanya. Hal itu sebagai imbauan utama sejumlah pemimpin negara Selatan.
Selain itu, pihaknya akan bertemu dengan Menlu Ali Alatas dan sejumlah pejabat pemerintahan Indonesia untuk membicarakan sejumlah kerjasama bilateral dan bertukar pandangan tentang isu-isu yang sedang hangat.
“Untunglah hubungan Indonesia dan Tunisia tidak diwarnai masalah karena keduanya adalah sahabat baik sejak bertahun-tahun,” katanya.
Pembicaraan
Menurut dia, pembicaraan kedua negara semakin penting karena posisi Indonesia sebagai Ketua GNB dan Tunisia sebagai Ketua Persatuan Negara- negara Arab Maghribi (negara-negaraArab yang terletak di Afrika Utara). “Jelaslah, pembicaraan kedua negara menjadi semakin penting,” tegasnya.
Menlu Tunisia yang kedua kalinya ke Indonesia itu juga akan menandatangani kerjasama yang mendekatkan hubungan antar kantor berita nasional kedua negara, yakni Tunis Afrique Presse (TAP) dan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA.
Menurut dia, hubungan langsung kedua kantor berita itu sangat penting di tengah tata dunia baru dewasa ini. Kerjasama lainnya yang akan dibina kedua negara adalah kerjasama dalam bidang agama Islam karena keduanya memiliki jumlah penganut Islam yang banyak dan sekaligus saleh.
“Inilah kerjasama yang paling penting antar kedua negara, “tegasnya. Kerjasama bidang itu mencakup tukar menukar hasil studi Islam dan pemberian beasiswa . (T/PU.17111:30PM/DN06/20/05/93 00:09)
Sumber: ANTARA (l9/05/1993)
______________________________________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 126-127.