MEN/PANGAD MAJDJEN SOEHARTO: TERHADAP KEKUATAN PHYSIK MUSUH TIADA TAWAR-MENAWAR [1]
Djakarta, Berita Yudha
Men/Pangad Major Djenderal TNI Soeharto menegaskan bahwa chususnja didalam menanggapi tugas pemulihan keamanan dan ketertiban jang ditugaskan kepada TNI/AD dan ABRI pada umumnja, maka mengingat sifat2 serta hakekatnja dari pada kekatjauan jang ditimbulkan Gerakan Kontra revolusioner 30 Sepetember itu, pengerahan dan penggunaan kekuatan physik sadja, belumlah sepenuhnja mendjamin tertjapainja tugas pokok tersebut.
Kalau kita ingin menumpas gerakan kontra revolusi ini sampai keakar2nja, maka kekuatan physikharus disertai dengan usaha2 dan tindakan2 dalam bidang mental spirituil baik keluar maupun kedalam tubuhAngkatan Darat.
Penegasan Men/Pangad Majdjen Soeharto ini diberikan hari Rabu di aula DEPAD selesainja melantik tiga orang pedjabat baru dalam Staf Umum angkatan Darat sebagai kelandjutan daripada pelantikan pedjabat2 SUAD dan Komando Utama pada tgl. 25 Oktober jl. Jang dilantik kemarin adlah As-I Men/Pangad Brigdjen SugihArto (djabatan lama Duta Besar RI di Birma), As-II Men/Pangad Brigdjen Sumitro (djabatan lama Panglima Kodam IX! Mulawarman di Kalimantan Timur) dan As-IV Men!Pangad Brigdjen Darjatmo (djabatan lama Panglima Kodam II/Bukit Barisan). Hadir dalam upacara itu para Deputy dan Asisiten MenIPangad, para Inspektur/Direktur/ Komandan Komando Utama/Kepala Dinas/Djawatan dilingkungan DEPAD. Tampakjuaga hadir De-I Men/pangal Laksamana Muda Laut Muljadi dan Deputy Operasi Men/Pangak Brigdjen Pol. Sjamsuddin.
Tegas – Keras
Ditandaskan oleh Men/Pangad Majdjen Soeharto lebih landjut, bahwa keluar, terhadap kekuatan physik musuh, tanpa tawar-menawar lagi kita harus bertindak tegas-keras, tetapi tetap dalam batas2 perikemanusiaan sebagaimana lajaknja bagi abdi2 dan pengawal Pantjasila sedjati. Bersamaan dengan itu harus diusahakan pementjilan terhadap mereka, baik setjara physik maupun setjara mental, sehingga ruang gerak mereka dalam artijg luas akan mendjadi sangat terbatas, hal mana akan memudahkan dalam usaha kita untuk menghantjurkan mereka.
Kedalam tubuh Angkatan Darat sendiri, demikian kata Majdjen Soeharto, selain usaha2 penjempurnaan dalam bidang tehnis militer perlu ada perahatian sepenuhnja dalam pembinaan terhadap pradjurit dalam arti seluas2nja, baik dalam bidang moril maupun mental spirituil. Sjarat2 tjukup ada pada kita, tinggal terserah pada diri kita sendiri untuk dapat mengambil manfaat jang sebenar2nja dari padanja.
Dikatakan lebih landjut oleh Men/Pangad bahwa dengan adanja pembinaan jang sebaik2nja dan dalam arti jang seluas2nja terhadap insan pradjurit dengan pemanfaatan jang sebaik2nja daripada sarana2 jang kitaidam2kan. “Tesprit de corps” daripada TNI/Angkatan Darat akan mendjadi lebih kokoh, kuat menghadapi segala bentuk rongrongan dan tantangan, baik jg datang dari luar maupun dari dalam tubuh Angkatan Darat sendiri.
Ikatan bhatin antara jang memimpin danjang dipimpin akan lebih erat dan kuat. Kesemuanja tadi, demikian kata Majdjen Soeharto, merupakan usaha untuk meniadakan kemungkinan2 adanja peluang2 pada tubuh kita, didalam menghadapi musuh2 Revolusi pada umumnja dan pemulihan keamanan dan ketertiban chususnja seperti jang diamanatkan oleh PJM Presiden/Panglima Tertinggi ABRI/Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno. Ditegaskan pula oleh Men/Pangad bahwa pengalaman adalah guru jang terbaik, tetapi hanja mereka jang mau beladjar dari pengalaman, baik dari pengalaman sendiri maupaun orang lain, akan mengambil manfaat dari padanja untuk menanaikan tugas2 jang akan datang, demikian a.1 Majdjen Soeharto. (DTS)
Sumber:BERITA YUDHA (04/11/1965)
[1]Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, Hal 126-128.