MENPANGAU DILANTIK, BUATLAH AURI DJADI ALAT KEKUASAAN REVOLUSI [1]
Djakarta, Angkatan Bersendjata
Presiden/PANGTI ABRI/PBR Bung Karno mengamanatkan kepada Laksamana Muda Udara Rusmin Nurjadin, agar mendjadi Menteri Panglima Angkatan Udara RI sebaik-baiknja, jang membuat AURI benar2 alat kekuasaan Revolusi Indonesia.
Pada upatjara jang dilangsungkan di Istana Negara hari Senin pagi itu oleh Presiden dinjatakan pula, bahwa AURI harus benar2 menjadi alat kekuasaan Negara didalam Revolusi kita jang belum selesai, dan supaja Men/Pangau Laksamana Muda Udara Rusmin Nurjadin sadar, mengerti serta memegang teguh fakta, bahwa kita masih didalam Revolusi.
Presiden Akan Mengeluarkan Isi Hatinja
Mengawali amanatnja, Presiden mengemukakan mengapa pada waktu achir2 ini ia tidak banjak bitjara. “Saja pada waktu achir2 ini, beberapa bulan lamanja tidak pernah atau boleh dikatakan tutup mulut 1000 bahasa. Padahal dari luar Djakarta datang kepada saja surat2 atau orang2 jang meminta mendengarkan suara saja. Sekarang saja akan diam sadja lebih dulu. Bahkan pada Rari Kebangkitan Nasional 20 Mei jl., saja tetap tutup mulut, saja tidak berkata apa2, nantipun pada hari Lahir Pantjasila tanggal 1 Djuni jad. sajapun akan tutup mulut”.
Dalam hubungan ini PANGTI ABRI Bung Karno menegaskan, “Insja Allah, djika Tuhan memberinja, lain waktu saja akan berbitjara dan mengeluarkan isi hati saja, mewedarkan segala apa jang saja anggap sebagai kewadjiban saja, baik sebagai Presiden maupun sebagai Pemimpin Besar Revolusi”.
Presiden menerangkan, bahwa beliau mengetahui pada achir2 ini banjak orang2 jang suka berbitjara, djika dulu tidak pernah berbitjara. Dikatakan bahwa pada waktu achir2 ini ada orang berbitjara, bawa Revolusi kita sudah selesai, bahkan lebih dari 10 tahun jang lalu orang itu berkata demikian.
Menurut Presiden, bahwa segala garis2 pikiran jang timbul bahwa Revolusi itu sudah selesai, sudah barang tentu garis2 pikirannja itu tidak sesuai dgn keadaan jang njata dan tidak sesuai lagi dengan tuntutan2 dan fakta2.
Tampak hadir dalam upatjara tersebut para Waperdam Leimena, Roeslan Abdulgani, KH Idham Chalid dan Letdjen Soeharto serta para Menteri, perwakilan2 negara sahabat, para Atase Militer, pati2 AU-AD-AL- DAN AKRI. (DTS)
Sumber: ANGKATAN BERSENDJATA (31/05/1966)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 310-311.