MENPERIND: KURANGI PASOKAN SEMEN BAGI PEMBELI BESAR

MENPERIND: KURANGI PASOKAN SEMEN BAGI PEMBELI BESAR[1]

 

Jakarta, Antara

Pemerintah memerintahkan semua produsen semen untuk mengurangi pengiriman bahan bangunan itu kepada seluruh pembeli besar (big buyers) sebesar 10-15 persen dan kemudian menjualnya kepada pengecer untuk mengatasi krisis semen akibat melonjaknya kebutuhan.

“Kalau perlu pabrik bisa langsung menjual ke toko tanpa melalui distributor lagi,”kata Menperind Tunky Ariwibowo kepada pers seusai melapor kepada Presiden Soeharto di Istana Merdeka, Senin tentang langkah-langkah jangka pendek mengatasi krisis semen.

Tunky mengatakan, para pembeli besar ini antara lain adalah pabrik pengguna semen, developer, kontraktor pembangunan jalan raya dan jalan susun. Pengurangan suplai itu akan berlangsung selama beberapa bulan.

Indocement dan PT. Semen Cibinong diperintahkan untuk menjual sekitar 95 persen produksi mereka ke wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat, karena di kedua daerah ini terjadi kelangkaan yang paling besar.

“Kedua pabrik ini diminta mengkonsentrasikan diri pada DKI Jakarta dan Jabar dengan memasok 34.000 ton setiap hari,”katanya.

Untuk memenuhi kebutuhan kedua daerah ini, PT. Semen Padang yang biasanya menyediakan 20.000 ton/bulan diperintahkan meningkatkan pengiriman mereka ke kedua daerah ini menjadi 40.000-50.000 ton. Menurut Menperind, karena peningkatan produksi semen dalam negeri tetap terbatas, maka pemerintah telah menunjuk PT. (Pesero) Dharma Niaga dan Kerta Niaga serta produsen-produsen semen untuk melakukan impor dari rencana semula satu juta ton menjadi 1,4 juta ton.

Dari jumlah itu, selama periode Januari-September telah diimpor 600.000 ton dan dalam waktu tiga bulan mendatang akan didatangkan 800.000 ton lagi.

Awasi Distributor

Menperind mengatakan pula bahwa pemerintah memerintahkan semua pabrik semen untuk memantau seluruh distributor mereka masing-masing. Khusus mengenai para pengecer, Departemen Perindustrian minta agar pabrik­ pabrik memperhatikan pula pemasokan bagi pengecer-pengecer kecil.

“Pengecer kecil juga harus diperhatikan karena produsen pasti akan cepat mendapat duit (uang- red) bila hanya menjual kepada pengecer-pengecer besar,” kata Tunky menegaskan.

Untuk mengatasi krisis semen ini, Tunky mengimbau para konsumen untuk bersedia membeli semen impor karena selama ini mereka sudah mempercayai semen produksi dalam negeri. Krisis semen itu terjadi karena konsumsi naik 20 persen dibanding perkiraan kenaikan sebesar 12 persen. Untuk mengatasi krisis ini, secara jangka panjang pemerintah akan terus mendorong semua pemilik pabrik semen dan swasta meningkatkan kapasitas serta membangun unit- unit baru.

Tunky menyebutkan PT. Semen Gresik diminta membangun lagi pabrik di Tuban yang berkapasitas 2,3 juta ton dan  PT. Semen Tonasa produksi sebesar 2,3juta ton. Ia menyebutkan krisis semen ini tidak terjadi akibat rusaknya beberapa pabrik semen. Tidak ada satu pabrik pun yang mengalamj kesulitan teknis, katanya ketika menyebutkan sembilan pabrik tetap beroperasi penuh. Tunky mengharapkan perubahan sistem distribusi, peningkatan impor serta akan segera datangnya musim hujan akan mendorong turunnya harga semen setelah bergejolak selama beberapa bulan terakhir ini. (T.EU02/13:05!EU06/  3/10/9413:35/RUl/15:00).

Sumber : ANTARA(03/10/1994)

__________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 375-376.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.