MENPORA SOAL KASUS SUAP SEPAKBOLA PSSI

MENPORA SOAL KASUS SUAP SEPAKBOLA PSSI

Jakarta, Antara

Menteri Negara Urusan Pemuda Dan Olahraga Abdul Gafur menegaskan, para pelaku penyuapan terhadap pemain-pemain PSSI merupakan orang-orang yang paling berdosa.

Karenanya mereka itu harus dihukum seberat-beratnya kata Menpora Abdul Gafur ketika menjawab pertanyaan wartawan setelah diterima Presiden Soeharto di kediaman Jl. Cendana Jakarta, Selasa.

Menurut Menpora para pelaku suap itu adalah orang-orang yang paling berdosa karena mereka menghambat pembangunan bangsa melalui olahraga, kata Menpora.

Ia mengatakan, untuk mengatasi masalah suap terhadap pemain PSSI diperlukan disiplin organisasi dan olahragawan yang sangat tinggi.

Disiplin organisasi harus ditegakkan, misalnya ada seorang yang diskors karena melanggar disiplin, maka skorsing terhadap orang itu harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, jangan diberikan dispensasi karena tenaga orang itu diperlukan, sebab kalau hal ini dilakukan, maka pemain itu akan menjadi besar kepala dan mengganggap remeh disiplin organisasi.

Menurutnya disiplin olahragawan juga harus ditegakkan dengan meningkatkan harga diri para olahragawan itu sendiri, kata Menpora.

Kepada Presiden, Menteri melaporkan persiapan pelaksanaan Sea games di Jakarta yang akan dilangsungkan bulan September mendatang.

Untuk mensukseskan Sea Games ini telah dikeluarkan Inpres Nomor 2 tahun 1987.

Menko Kesra Alamsyah Ratuperwira Negara sebelumnya di tempat yang sama juga melaporkan kepada Presiden mengenai persiapan persiapan Sea Games yang akan mulai tanggal 9 September mendatang  bertepatan  dengan Hari Olahraga Nasional.

Salah satu kesulitan yang dihadapi, kata Alamsyah, adalah sempitnya waktu untuk melakukan persiapan Sea Games ini.

Sementara Menpora Abdul Gafur pada mengatakan, bahwa “Kita bertekad untuk merebut kembali juara umum Sea Games.” Persiapan latihan latihan para atlit kini sedang dilakukan, demikian Menpora Abdul Gafur.

Sumber: ANTARA (21/04/1987)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 674-725

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.