MENTAN MINTA PETANI HASILKAN BAHAN BAKU INDUSTRI PERTANIAN

MENTAN MINTA PETANI HASILKAN BAHAN BAKU INDUSTRPERTANIAN[1]

Jakarta, Antara

Menteri Pertanian, Sjarifudin Baharsjah, minta agar petani dipersiapkan untuk menghasilkan bahan baku bagi industri pertanian.

Industri tidak banya di kota saja, tapi juga ada di pedesaan, dan industri di pedesaan pada umumnya mengolah hasil pertanian, kata Mentan Sjarifudin Baharsjah di Jakarta, Rabu.

“Mari kita siapkan apa yang diperlukan industri,” kata Mentan Sjarifudin, pada saat menerima Penyuluh Pertanian dan Kontak Tani Nelayan Teladan tabun 1993.

Mentan juga mengharapkan agar pihak industri pertanian membeli hasil pertanian dengan harga yang wajar dan saling menguntungkan.

“Seperti hasil ubi kayu, misalnya, belilah dengan harga yang Iayak, sehingga petani tidak selalu dirugikan,”katanya.

Mentan  Sjarifudin Babarsjab menekankan  tentang peranan penting sektor pertanian, sebagaimana diamanatkan Kepala Negara.

“Pekerjaan rumah kita di masa mendatang adalah mempertahankan swasembada beras, dan juga mengusahakan  untuk tidak mengimpor kedelai, “tuturnya.

Mentan menganggap peranan penyuluh dan kontak tani nelayan sangat penting untuk mewujudkan hal tersebut. Pada kesempatan itu pula dilangsungkan tanya-jawab antara Menteri dan para pejabat di lingkungan Depertemen Pertanian dengan para penyuluh pertanian dan kontak tani nelayan teladan. Pada umumnya masalah-masalah yang diajukan para penyuluh dan kontak tani nelayan adalah masalah-masalah klasik yang dihadapi mereka di lapangan.

Sebagai contoh, Ir.Budiharjo, salah seorang Penyuluh Pertanian Spesialis dari Jawa Tengah mengungkapkan tentang masalah pengangkatan PPS di daerahnya, dan pembayaran gaji tenaga honorer. Sementara seorang peserta kontak tani nelayan asa1Cilacap minta ‘bapak angkat’ bagi kelompok tani dan nelayannya.

Para Teladan

Jumlah penyuluh pertanian dan kontak tani nelayan teladan tahun 1993 tercatat 79 orang, terdiri dari enam penyuluh pertanian (sarjana), 21 penyuluh pertanian non- sarjana, 10 tani nelayan dewasa, delapan wanita tani nelayan, dan sembilan taruna tani nelayan.

Kesemuanya berasal dari 27 provinsi di Indonesia berikut 25 orang pendamping, karena Sulawesi Tenggara dan Bengkulu tidak menyertakan pendampingnya.

Sebagai penghargaan kepada para teladan, disampaikan berbagai hadiah antara lain berupa uang tunai Rp 200.000, buku “Presiden Soeharto dan Pembangunan Pertanian,” piagam, baju batik, dan jam dinding. (T-PElO!EU04)

Sumber: ANTARA (18/08/1993)

_______________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 561-562.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.