MENTAN TTG WISATAWAN ASING & KEBUN KARET

MENTAN TTG WISATAWAN ASING & KEBUN KARET

Jakarta, Antara

Para wisatawan asing terutama yang berasal dari Amerika Tengah dan Selatan tidak diperkenankan masuk sembarangan ke kebun karet di Indonesia, untuk mencegah masuk dan berjangkitnya penyakit rapuh daun pada tanaman karet yang kini sedang mewabah di benua Amerika.

Hal tersebut ditegaskan Menteri Pertanian Achmad Affandi hari Senin, setelah ia melapor kepada Presiden Soeharto di rumah kediamannya, jalan Cendana Jakarta.

Indonesia dan negara penghasil karet alam lain yang tergabung dalam ANRPC, kata Menteri, sudah menandatangani perjanjian kerjasama untuk menanggulangi penyakit itu.

Dalam perjanjian itu antara lain diatur kewajiban para penumpang pesawat terbang yang memasuki negara penghasil karet alam untuk mengisi pernyataan karantina bahwa yang bersangkutan tidak pernah tinggal di Amerika Selatan dan Tengah dalam waktu 30 hari sebelumnya.

Wabah penyakit pohon karet itu kini menyerang Amerika Tengah dan Selatan antara lain Suriname, Meksiko dan Brazil. “Akibat penyakit ini Brazil dari pengekspor karet berbalik menjadi pengimpor,” ungkap Affandi.

Produksi Beras 1987

Mentan juga melapor tentang perkiraan produksi beras Indonesia tahun 1987, yaitu bisa mencapai 27.305 ribu ton, berarti naik 2,3 persen dibanding produksi tahun lalu.

Berdasarkan ramalan I Biro Pusat Statistik tentang luas area panen mendatang, Menteri Affandi mengatakan produksi kasar padi tahun ini diperkirakan mencapai 42.056 ribu ton gabah kering giling atau 28.598 ribu ton beras.

Setelah memperhitungkan faktor-faktor koreksi, maka diproyeksikan produksi beras 27.305 ribu ton beras.

Produksi itu, katanya, berasal dari tanaman intensifikasi khusus 27.536 ribu ton gabah kering giling (GKG), dari intensifikasi umum 12.536 ribu ton GKG dan dari bukan intensifikasi 1.719 ribu ton GKG.

Perkiraan produksi beras tersebut, kata Menteri, belurn termasuk hasil dari supra insus yang tengah digalakkan di Jawa Barat (270.000 ha), Jateng, Jatim dan Sulsel. Supra insus itu dimaksudkan untuk lebih menjamin lestarinya tingkat swa-sembada beras.

Menurut ramalan I BPS, luas area panen padi di musim tanam tahun 1987adalah 9.896.000 ha. Angka itu merupakan jumlah area panen musim tanam 1986/87 dan musim tanam 1987.

Hasil rata-rata padi (insus, inmum, non-intensifikasi dan padi gogo) adalah 40,09 kwintal per hektar (GKG). Hasil insus sendiri dapat mencapai 49,76 kw/ha dan inmum 41,08 kw/ha, sedang non-intensifikasi hanya 22,05 kw/ha.

Supra insus, yang di Jabar dinamakan ”jalur pantai utara diharapkan dapat menambah produksi beras 360.000 ton, karena tingkat produksi per hektar diperkirakan bisa mencapai 9 ton.

Menteri Affandi mengungkapkan, realisasi penanaman padi di “jalur pantura” sekarang mencapai 24,2 persen dari rencana area 270.000 ha. Paling lambat 15 Mei nanti, realisasi areal tanam akan mencapai 186.982 ha atau 68,5 persen dari rencana.

Sumber: ANTARA (11/05/1987)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 821-823

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.