MENTERI AGAMA MINTA PERENCANAAN PEMUGARAAN MENARA MASJID AGUNG DEMAK

MENTERI AGAMA MINTA PERENCANAAN PEMUGARAAN MENARA MASJID AGUNG DEMAK

 

Semarang, Antara

MENTERI AGAMA H. Munawir Sadzali MA sudah menginstruksikan kepada Kanwil Departemen Agama Jateng dan Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Demak untuk mengirimkan rencana gambar maupun biaya pemugaran menara Masjid Agung Demak.

Mesjid bersejarah itu sendiri telah dipugar yang peresmian purna pemugarannya diadakan 21 Maret 1987 oleh Presiden Soeharto, dengan biaya Rp 688,6 juta diperoleh dari APBN Rp 363,7 juta, bantuan Presiden Rp 250 juta dan bantuan negara-negara anggota Organisasi Konperensi Islam Rp 74,9 juta.

Menara Masjid Agung Demak yang dibuat sekitar tahun 1933 atau sekitar 55 tahun yang lalu itu akan diganti dan diharapkan mendapatkan bantuan biaya dari pemerintah pusat.

Dalam percakapan dengan ANTARA Sabtu, Kepala Humas Pemda Kabupaten. Demak Soetanto mengatakan, perlunya dibangun menara baru, karena beberapa alasan sesuai dengan kesepakatan para ulama setempat yang pernah dimintakan pertimbangannya.

Antara lain menara lama dinilai tidak bisa tahan lama karena bahan bakunya terbuat dari besi dan kondisinya sekarang sebagian sudah ada yang mengkhawatirkan. Berikutnya letak atau posisi menara sekarang mengganggu pandangan masjid apalagi setelah masjid dipugar sehingga dinilai mengurangi keserasian lingkungan masjid.

Dikatakan, Pemda Kabupaten Kudus menerirna beberapa saran, antara lain ada yang mengemukakan, meskipun diganti baru bahan bakunya juga seperti menara lama.

Ada juga yang betpandangan terserah bentuk maupun bahan bakunya tetapi yang penting bentuknya nanti tetap mencerminkan identitas Masjid Agung Demak serta bernafaskan Islam.

Saran lainnya adalah supaya tinggi menaranya jangan sampai melampaui tinggi masjid dan letak menara digeser ke sebelah kanan masjid (sebelah selatan) sehingga tidak mengganggu pemandangan masjid dari muka.

 

Monumen Buah Blimbing

Soetanto mengemukakan, jika pembangunan menara baru nanti benar-benar terwujud, di atas menara itu akan dihiasi dengan sebuah monumen buah blimbing.

Monumen tersebut disamping untuk memberikan informasi bagi yang melihat adanya kekhasan kota Demak dengan hasil blimbingnya yang sudah terkenal di Indonesia, juga menunjukkan lambang kejayaan Islam maupun Pancasila di kota itu.

 

 

Sumber : ANTARA (24/01/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 455-456.

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.