MEROSOTNYA KURS DOLAR AS PENGARUHI EKONOMI INDONESIA

MEROSOTNYA KURS DOLAR AS PENGARUHI EKONOMI INDONESIA

 

Jakarta, Antara

Merosotnya nilai tukar dolar AS di pasar uang internasional sangat berpengruh bagi perekonomi Indonesia karena nilai ekspor Indonesia umumnya dinyatakan dalam dolar AS begitu juga cadangan devisa baik yang dikuasai Bank Indonesia mupun lembaga-lembaga di luar BI tersimpan dalam dolar AS.

Penilaian tersebut dikemukakan Ketua Umum Bankers Club Indonesia, Abdullah Ali yang juga sebagai Direktur Utama Bank Central Asia dalam percakapannya dengan ANTARA di Jakarta, Sabtu, Dikatakan, merosotnya kurs dolar AS di pasar uang internasional telah berakibat menciutnya daya beli cadangan devisa yang ada karena disimpan dalam dolar AS.

Lebih-lebih bila diperhatikan merosotnya nilai tukar dolar AS terhadap Yen Jepang yang tajam sangat berpengaruh terhadap devisa Indonesia,karena Indonesia sampai saat ini masih banyak mengimpor bahan baku maupun barang modal dari Jepang, sehingga devisa yang harus dikeluarkan juga bertambah.

Menguatnya nilai tukar Yen terhadap dolar AS nampaknya sulit dibendung,meskipun sudah ada campur tangan dari Bank Sentral Jepang. Peluang Yang Besar

Menguatnya nilai tukar Yen Jepang merupakan peluang besar bagi Indonesia untuk memperoleh andil pasar yang lebih besar bagi investasi Jepang yang saat ini sebagian besar mengalir keAS,Korea Selatan, Malaysia dan Thailand.

“Kalau pemerintah mampu memanfaatkan menguatnya nilai tukar Yen Jepang dengan baik, maka berkurangnya dana pembangunan yang disediakan oleh APBN sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia,bisa dikompensasikan dengan masuknya modal dari Jepang yang saat ini sedang mencari tempat investasi terutama di sektor industri kecil dan menengah,” katanya.

Mengenai harapan Presiden Soeharto agar bank-bank swasta nasional memanfaatkan Pakto 27 antara lain dengan melakukan usaha campuran dengan bank asing dinilai sangat baik sepanjang kehadiran bank campuran tersebut dapat menumbuhkan kegiatan perekonomian nasional.

Harapan Presiden Soeharto tersebut harus benar-benar dimanfaatkan, meskipun saat ini BCA sendiri belum berniat melakukan usaha patungan dengan bank asing karena masih sibuk memanfaatkan Pakto 27.

Dalam upaya memanfaatkan Pakto 27, BCA kini sedang meningkatkan organisasi, pendidikan, pemupukan kader dan melakukan komputerisasi untuk meningkatkan pelayanan disamping tetap melanjutkan rencana pendirian 10 kantor cabang setiap tahun terutama di dikota-kota kabupaten.

“Dengan ditingkatkannya kantor cabang BCA di berbagai kabupaten diharapkan sumbangan BCA terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin besar,” demikian Abdullah Ali.

 

 

Sumber : ANTARA (19/11/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 386-387.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.