MISI KESENIAN INDONESIA DI BELANDA DIJAGA KETAT

MISI KESENIAN INDONESIA DI BELANDA DIJAGA KETAT[1]

 

Den Haag, Suara Pembaruan

Duta Besar Rl untuk Kerajaan Belanda Drs. J.B.S. Kadarisman mengatakan ia bersama seluruh jajaran KBRI Den Haag menjamin keamanan seluruh anggota rombongan Misi Kesenian Yayasan Tiara Indah dan Yayasan Tiara Indonesia selama berada di Negeri  Belanda tanggal 26- 29 April.

Hal ini dikemukakan Duta Besar Kadarisman berkaitan dengan demonstrasi sekelompok pendukung apa yang menamakan dirinya

“Republik Maluku Selatan” (RMS) pada Selasa. (25/4).

Menurut Kadarisman, demonstrasi RMS itu merupakan kegiatan rutin memperingati hari ulang tahun mereka. Tetapi tahun ini pada usia 45 tahun, demonstrasi nampaknya lebih keras dari tahun-tahun sebelumnya. Namun ia meragukan jumlah mereka  3.000 orang (pembaruan 26/4).

Menjawab pertanyaan wartawan Pembaruan Yuyu A.N. Krisna dan Putu Suarthame Kadarisman mengatakan pendukung RMS itu hanyalah sebagian kecil dari sekitar 30 ribu keturunan Maluku yang kini bermukim di Belanda.

“Sebenarnya sebagian besar dari kelompok itu melihat permasalahan RMS lebih realistis bahwa itu hanya kenangan masa lalu, RMS berdiri tahun 1950. Namun peristiwa 25 April ini menunjukkan mereka masih ada.” kata Kadarisman.

Sementara itu John Lilipaly, satu-satunya keturunan Maluku anggota PvdA (Partij van de Arbeid/Partai Buruh) yang duduk di Tweede Kamerr (Majelis Rendah Parlemen BeIanda) dalam pernyataannya di koran setempat mengatakan. bahwa ia tidak menyangka demonstrasi 25 April itu telah jadi tindak kekerasan sehingga menimbulkan korban manusia dan benda.

Terpojok

Menurut pemantauan KBRI Den Haag Pemerintah Belanda sangat terpojok dengan ulah RMS ini. Tapi salah seorang stafKBRl mensinyalir bahwa Belanda dalam waktu dekat akan menghapuskan kebijaksanaan istimewa yang selama ini diberikan kepada kelompok ini. Ini berarti mereka nantinya akan diperlakukan sama dengan kelompok minoritas lainnya yang kini bermukim di Belanda seperti Maroko, Mesir, Suriname.

Penjagaan terhadap seluruh anggota Misi Kesenian ini tampak sangat ketat. Keamanan KBRI membuka posko di empat hotel tempat rombongan menginap. Di tiap bus yang mengangkut rombongan yang betjumlah 170 orang itu ditempatkan petugas-petugas  keamanan.

Rabu malam di aula KBRI. Duta Besar Kadarisman dan nyonya beserta seluruh staf KBRI menjamu rombongan Misi Kesenian Yayasan Tiara Indah dan Yayasan Tiara Indonesia dalam rangka rangka memperingati 50 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang dipimpin Nyonya Siti Harcliyanti Rukmana yang akrab disebut Mbak Tutut.

Nyonya Hardiyanti Rukmana mengatakan akan berusaha untuk dapat kembali lagi untuk mengobati rindu masyarakat Indonesia di Negeri Belanda. Ia mengakui memang pertunjukkan baik di Wasshington, Boston, Den Haag, Rotterdam, Paris, London, Budapest diadakannya satu dua hari karena keterbataan dana. Ini merupakan misi kesenian yang terbesar yang pernah dikirim, Indonesia ke luar negeri dalam kurun waktu 50 tahun sejak merdeka.

Jamuan malam yang dimeriahkan oleh alunan suara Dewi Yull, Vonny Sumlang. dan para artis penyanyi lainnya telah menghapuskan seluruh ketegangan yang tetjacli sehari yang lalu, 25 April 1995 akibat demonstrasi  RMS.

Misi kesenian ini akan tampil di Congres Gebouw, Den Haag, pada tanggal 27 April malam di depan 1.000 undangan, dan tanggal 28 April di De Doelen Concerten Congresgebouw Rotterdam di depan 2.500 undangan.

Sumber : SUARA PEMBARUAN (27/04/1995)

___________________________________________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 665-666.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.