NILAI NYATA PENDAPATAN PERKAPITA NAIK LIPAT TIGA  

NILAI NYATA PENDAPATAN PERKAPITA NAIK LIPAT TIGA [1]

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto tatkala menyampaikan RAPBN  1994/1995 kepada DPR Kamis memaparkan evaluasi Pembangunan Jangka Panjang Tahap Pertama (PJP I) yang menggambarkan hasil kiprah bangsa Indonesia dalam membangun negaranya selama 25 tahun terakhir.

“Selama 25 tahun terakhir pertumbuhan ekonomi mencapai rata-rata 6,8 persen pertahun, pendapatan perkapita naik hampir 10 kali lipat menjadi 650 dolar AS dan nilai nyata pendapatan rakyat Indonesia dalam PJP I naik menjadi tiga kali lipat,” kata Kepala Negara pada Sidang Paripurna DPR di Jakarta, Kamis.

Presiden mengatakan pembangunan dalam PJP I telah berhasil mengatasi berbagai masalah mendasar dan telah meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat serta membangun  landasan yang kuat bagi tahap pembangunan berikutnya. Pembangunan ekonomi dalam PJP I telah berhasil menciptakan kestabilan ekonomi yang mantap dan mengembangkan kelembagaan ekonomi yang mampu mendukung  pembangunan.

“Sebagai bangsa kita telah berhasil membangun landasan yang kuat untuk memasuki proses tinggal landas dalam PJP II,” tegasnya.

Pendapatan per kapita rakyat Indonesia yang pada 1969 baru mencapai 70 dolar AS, telah meningkat hampir 10 kali Iipat menjadi 650 dolar AS menjelang akhir PJP I. Dalam nilai nyata pendapatan perkapita rakyat Indonesia dalam PJP I naik menjadi tiga kali lipat.”Tidak banyak negara lain di dunia, lebih-lebih yang jumlah penduduknya besar dapat mencapai prestasi seperti itu,”katanya. Laju pertumbuhan ekonomi yang meningkat juga disertai penyebaran manfaatnya, hal itu ditunjukkan antara lain oleh diciptakannya sekitar 34 juta lapangan kerja baru dalam dua dasawarsa antara 1970 sampai 1990.

Penduduk Miskin Turun

Jumlah penduduk miskin menurun tajam. Pada 1970 jumlah penduduk Indone­ sia yang tergolong miskin masih sekitar 70 juta atau sekitar 60 persen dari seluruh penduduk Indonesia.

“Pada 1990 jumlah penduduk miskin turun lagi menjadi 27 juta orang atau sekitar 15 persen dari seluruh penduduk Indonesia,” kata Kepala Negara. Menurunnya jumlah penduduk miskin dalam jumlah yang besar dan dalam waktu relatif singkat teljadi pada waktu ekonomi dunia mengalami resesi ekonomi yang tajam, harga minyak bumi anjlok dan beban hutang Indonesia meningkat.

“Menurut berbagai lembaga internasional, Indonesia termasuk negara berkembang yang sangat berhasil dalam menurunkan beban kemiskinan rakyatnya, bahkan dianggap negara yang paling berhasil,” demikian Presiden Soeharto. (T-RE3/EU07/ 6/01/9410:01)

Sumber:  ANTARA(06/01/1994)

_____________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 163-164.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.