NYONYA TIEN SOEHARTO: BUNGA TELAH JADI BAGIAN DARI KEHIDUPAN

NYONYA TIEN SOEHARTO: BUNGA TELAH JADI BAGIAN DARI KEHIDUPAN[1]

Jakarta, Merdeka

Delapan gadis yang terpilih sebagai “Putri Bunga 1992” dalam Pemilihan Putri Bunga Nusantara yang diselenggarakan Yayasan Putri Bunga diterima Nyonya Tien Soeharto di Istana Negara, Jakarta, Selasa.

Mereka adalah Diah Ambarini dari Malang, Jawa Timur (Juara I), Yutika dari Semarang, Jawa Tengah (Juara II), Nitu dari Jakarta (Juara III), Ida Leni Rumbiak dari Biak, Irian Jaya (Juara Harapan I), Sybilia Enova Miralda dari Jakarta (Juara Harapan II), Shinta Rosmawati dari Jakarta (Juara Harapan III), Meyddi Rylyawatung dari Jakarta (Juara Photogenic) dan Satya Ryzki dari Jakarta (Juara Intelegensia).

Ketika diterima Nyony Tien, para Putri Bunga ini mengenakan pakaian nasional yang dilengkapi asesoris bunga-bunga segar, seperti anggrek, mawar, melati dan bunga-bunga khas Indonesia lainnya.

Dalam kesempatan itu, Nyonya Tien mengemukakan, sesungguhnya bunga telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia sejak dahulu. Dari ribuan jenis bunga tidak sedikit yang menjadi kebutuhan masyarakat sampai sekarang.

Dikatakan, permintaan bunga di pasar dalam negeri dewasa ini terus meningkat, sejalan dengan meningkatnya penghasilan masyarakat berkat kemajuan pembangunan. Permintaan pasar di luar negeri juga tidak kecil.

“Karena itu kita mempunyai peluang besar untuk membudidayakan dan mengembangkan bisnis bunga,” kata Nyonya Tien. Namun haruspula kita akui bahwa kemampuan di bidang bunga ini masih sangat terbatas. Kita masih harus terus berusaha untuk meningkatkan budidaya bunga, agar bunga-bunga yang kita hasilkan dapat bersaing dengan bunga dari negara lain.

Dikatakan, jika industri bunga dapat berkembang, maka pendapatan petani bunga kan dapat ditingkatkan. Ketua Umum Yayasan Putri Bunga Nyonya Windrawati Wirono melaporkan, sehari sebelum pemilihan Putri Bunga Nusantara tahun ini diselenggarakan seminar dengan topik “Pengembangan bunga sebagai potensi penunjang pembangunan nasional jangka panjang Kedua.”

Seluruh peserta pemilihan puteri tersebut diwajibkan mengikuti seminar dengan harapan mereka dapat memahami lebih mendalam berbagai hal tentang bunga, baik pembudidayaan, pengelolaan, maupun segala problema yang dihadapi pemerintah dan masyarakat. (ASS)

Sumber: MERDEKA (29/04/1992)

____________________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIV (1992), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 793-794.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.