OPEC AKAN BERSIDANG JIKA PBB CABUT EMBARGO IRAK 

OPEC AKAN BERSIDANG JIKA PBB CABUT EMBARGO IRAK [1]

 

Jakarta, Antara

Konperensi tahunan OPEC di Bali yang baru saja berakh ir, tidak membahas tentang kemungkinan kembalinya Irak ke pasar internasional, namun OPEC siap mengadakan sidang daruarat jika PBB pada akhirnya mencabut embargo terhadap ekspor minyak Irak. Seusai melapor kepada Presiden Soeh arto di lstana Merdeka, Kamis pagi, Mentamben IB Sudjana mengatakan kepada pers bahwa sidang dua hari OPEC di Bali tidak membahas kemungkinan masuknya kembali Irak ke pasar internasional minyak karena pencabutan embargo merupakan wewenang Dewan Keamanan PBB.

Namun, ia menambahkan, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) siap mengadakan sidang darurat untuk membahas berbagai kemungkinan yang akan timbul jika PBB pada akhirnya mencabut embargo terhadap ekspor minyak Irak.

PBB melarang Irak melakukan ekspor minyak setelah pemerintah Baghdad menyerang dan menduduki Kuwait pada Agustus 1990. Konperensi tahunan OPEC di Bali menetapkan kuota 400.000 barel per hari bagi lrak untuk tahun 1995. Ketika ditanya tentang kepatuhan ke 12 anggota OPEC terhadap kuota mereka masing-masing, Sudjana mengatakan, pada sidang di Bali itu telah diingatkan kembali bahwa produksi yang berlebihan akan mengakibatkan anjloknya harga minyak.

Menurut dia, Sekretariat OPEC di Wina akan melakukan penelitian melalui dua pendekatan untuk memantau kedisiplinan semua anggota. Pendekatan pertama dilakukan dengan cara mempelajari laporan bulanan tentang produksi dan ekspor setiap negara anggota, sedangkan pemantauan lain dilakukan dengan meneliti gerakan-gerakan tanker dari negara produsen ke tempat pembeli. Pada kesempatan itu, Mentamben juga melaporkan kepada Presiden Soeharto tentang tentang usaha pencarian minyak di Celah Timor (Timor Gap).

Sudjana menjelaskan sejumlah perusahaan (operator) telah mulai mencari minyak. Namun sampai sekarang baru dua sumur yang menghasilkan sebanyak 5800 barel per hari. Para ahli perminyakan sampai sekarang masih mempelajari cadangan minyak di Timor Gap itu. Namun sampai sekarang jumlah cadangan yang diketahui baru mencapai 50 juta barel.

Sudjana juga melaporkan usaha Pertamina untuk mencari pasar bagi penjualan gas alam cair (LNG) dari Natuna, Riau. Selama ini Indonesia menjual LNG ke Korsel, Jepang dan Taiwan. Negara­ negara yang akan dijajaki antara lain Thailand dan India.

Proyek LNG di Natuna akan digarap mulai tahun 1995 selama delapan tahun dengan dana 34 miliar dolar AS. (T.Eu02/10:00/Ln09/24/11/9410:00/ru2).

Sumber: ANTARA(24 /ll/1994)

________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 463-464.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.