ORDE BARU Bukanlah Ordenja Liberalisme Barat TAPI DJUGA BUKAN ORDENJA ABSOLUTISME GESTAPU/ PKI [1]
Djakarta, Berita Yudha.
Ketua Presidium Kabinet Ampera/Menutama Hankam Djenderal Soeharto dalam sambutan tertulisnja pada resepsi pembukaan Kongres ke VIII Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Balai Kota Solo Sabtu malam jang lalu dibatjakan oleh Majdjen Surono menegaskan, bahwa Orde Baru jang hendak kita bangun ini bukanlah ordenja liberillisme barat, jang dalam sedjarahnja di Indonesia telah mengakibatkan kerusuhan di segala bidang kehidupan masjarakat dan negara kita. Orde Baru djuga bukan ordenja absolutisme ala Gestapu/PKI jang telah menjeret bangsa Indonesia kelembah perpetjahan politik dan kebobrokan sosial ekonomis.
Dinjatakan, bahwa Orde Baru jang hendak kita bangun pada hakekatnja adalah pembangunan mental jang tudjuannja adalah mentjiptakan hidup sosial, politik, ekonomi dan kultur jang didjiwai oleh moral Pantjasila, chususnja sila Ketuhanan Jang Maha Esa. Orde Baru mempunjai pengertian dan nilai2 mental dibidang politik ketatanegaraan ataupun pemikiran pelaksanaan tuntutan hati nurani rakjat jang realistis, dengan tidak meninggalkan perdjuangan kepentingan nasional dan perdjuangan anti kolonialisme dan imperialisme.
Tentang Kabinet Ampera dengan programnja jang begitu berat, mengingat kondisi jang telah bobrok akibat penjelewengan jang diwariskan oleh G-30-S/PKI dan Orde Lama ditambah dengan djangka waktunja jang begitu sempit, dinjatakan, bahwa menurut perhitungan setjara ekonomis, technis jang rationeel, baru sesudah tahun 1973 kita dapat meningkatkan volume ekspor kita dan tudjuh tahun sesudah itu barulah setingkat demi setingkat kesedjahteraan akan mendjadi lebih baik.
Djelas dalam tempo 2 tahun ini kita harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan sandang-pangan rakjat. Akan tetapi itupun memerlukan sjarat2 adanja kondisi politik jang stabil, jang memungkinkan dan mendorong suksesnja program ekonomi tadi.
Dukungan jang diperlukan untuk mesukseskan Kabinet Ampera bukanlah sekedar dukungan politis sadja, demikian Djenderal Soeharto akan tetapi jang lebih penting adalah dukungan konkrit jang berupa karya2 jang positif, konstruktif jg hasilnja dapat dirasakan oleh rakjat banjak. (DTS)
Sumber: BERITA YUDHA (15/09/1966)
[1]Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, 220-221.