PAGI INI PRESIDEN TIBA KEMBALI DI TANAH AIR: KUNJUNGAN MENEGANGKAN ITU BERAKHIR[1]
Jakarta, Media Indonesia
Presiden Soeharto kemarin mengakhiri lawatan bersejarah di Bosnia-Herzegovina setelah enam jam berada di Sarajevo, kota yang masih bergejolak. Presiden Soeharto meninggalkan Sarajevo menuju Zagreb sekitar pukul l6.00 waktu setempat atau pukul 22.00 WIB tadi malam. Wartawan Media Retno Indarti Dhannoyo dari Zagreb tadi malam melaporkan, sebelum meninggalkan Bandara Zagreb. Presiden dan Ibu Tien mendapat penghormatan militer oleh Angkatan Bersenjata Kroasia, dan dilepas Presiden Izetbegovic, Menteri Perekonomian Kroasia, Dubes Indonesia untuk Budapest dan Kroasia serta pejabat-pejabat tinggi militer Kroasia. Sebelum berangkat ke Bandara Sarajevo. Presiden Soeharto dilepas oleh Presiden Alija Izetbegovic di tangga Istana kepresidenan. Kunjungan bersejarah Pak Harto ke negeri yang masih bergejolak ini merupakan kunjungan balasan Izet begovic. Dalam arti luas kunjungan ini semakin menandakan solidaritas Indonesia terhadap Bosnia.
Semula banyak pihak yang mengkhawatirkan mengenai keamanan Pak Harto dam rombongan selama berkunjung ke Bosnia-Herzegovina. Maklum, negeri itu belum 100% aman. karena Serbia sesekali meluncurkan serangan yang membabi buta. Namun setelah pihak PBB memberikan jaminan keamanan, bertekadlah Pak Harto mengunjungi salah satu negeri bekas Yugoslavia itu. Kemarin petang, kunjungan “menegangkan” itu berakhir, diperkirakan pukul 12.00 waktu setempat atau pukul 18 :00 WIB, Presiden dan Ibu Tien Soeharto beserta rombongan kembali ke Jakarta melalui Bandarudara Zagreb. Rombongan Presiden diperkirakan tiba di Bandara Halim Perdanakusuma pagi Ini pukul 08.15 WIB. Sebelumnya sekitar pukul 06.00 waktu setempat atau 01.00 dini hari WIB, Presiden Soeharto dan rombongan tiba kembali di Zagreb, Kroasia. Setelah turun dari pesawat PBB, Presiden Soeharto mendapat ucapan selamat dari pejabat Kroasia dan beberapa pejabat UNPROFOR. Perjalanan yang ditempuh Presiden Soeharto dari Sarajevo ke Zagreb satujam 10 menit.
Kunjungan Presiden ke Sarajevo antara lain untuk memperoleh masukan secara Iangsung dari pimpinan di wilayah tersebut serta menyumbangkan pemikiran Indonesia terhadap upaya mencari penyelesaian secara menyeluruh.
Puas
Menurut Mensesneg Moerdiono dan MenluAliAlatas, Presiden Soeharto sangat puas terhadap kunjungan kali ini.
“Saya kalau boleh katakan , Bapak Presiden sangat puas dengan kunjungan ini. Yang dapat saya ungkapkan barangkali apa yang diungkapkan Presiden Bosnia Herzegovina bahwa kunjungan Bapak dianggap sebagai kunjungan yang sangat panjang, malah berbahaya,”kata Moerdiono.
Menlu Ali Alatas mengatakan kunjungan ke Sarajevo secara substantif cukup berhasil. Di samping sebagai kunjungan balasan, kehadiran Pak Harto di Bosnia-Herzegovina membuktikan Indonesia hendak menunjukkan keprihatinan dan solidaritas terhadap penderitaan rakyat Bosnia.
“Timing-nya sangat tepat, karena akhir-akhir ini perkembangan di negara Ini semakin memprihatinkan” kata Alatas.
Menurut Alatas, kunjungan ini dimanfaatkan Pak Harto untuk memberikan beberapa pemikiran Indonesia sebagai sumbangsih ke arah penyelesaian yang menyeluruh. Sebab, katanya, tak dapat disangkal setelah PBB mengeluarkan berbagai keputusan berupa resolusi ke arah penyelesaian dan setelah kelompok lima negara besar menyampaikan berbagai saran penyelesaian, ternyata fakta menunjukkan masih jauh dari penyelesaian.
“Peperangan masih berjalan terus walaupun ada gencatan senjata yang sangat rapuh yang sedang berlangsung di Bosnia dan Kroasia. Kita merasa terpanggil sebagai suatu bangsa yang selalu dekat dan bersahabat terhadap keseluruhan bangsa bekas Yugoslavia untuk memberikan sumbangan pikiran ke arah penyelesaian konflik yang menyeluruh, langgeng dan adil” kataAlatas.
Pak Harto dalam pertemuan dengan Izetbegovic mengatakan penyelesaian secara langgeng hanya dapat dicapai bila didasarkan atas premis-premis dasar tertentu dan didasarkan juga atas prinsip pokok tertentu. (Ril)
Sumber:MEDIA INDONESIA (15/03/ 1995)
_____________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 146-148.