PAK HARTO: SAYA JANGAN DIBERI KURSI LEBIH TINGGI[1]
Jakarta, Republika
Persiapan penyelenggaraan para pemimpin APEC (Asia Pasific Economic Cooperation Leader Meeting/AELM) mendapat perhatian serius dari Presiden Soeharto. ketika menerima laporan tentang persiapan AELM di Bina Graha Rabu (26/10) Presiden mempertanyakan secara rinci berbagai persoalan mulai tentang posisi duduk para ketua delegasi sampai soal toilet untuk wartawan.
“Saya tidak usah diberi tempat duduk yang lebih tinggi atau memakai meja di kanan dan kiri. Saya ingin seluruh pimpinan AELM dalam posisi yang sama,” kata Presiden kepada ketua Panitia Nasional Penyelenggaraan AELM Menseneg Moerdiono. Mensesneg saat itu didampingi Sekretaris Mensesneg urusan Luar Negri Widodo Sutyo yang juga penterjemah Presiden, kepala rumah tangga Kepresidenan Sampurno, Kepala Biro protokol Kepresidenan M. Basyuni, Dirjen Protokol Deplu Abdul Irsan.
Presiden Soeharto di Bina Graha tampak memperhatikan maket Istana Bogor yang akan menjadi ternpat penyelenggaraan pertemuan akbar tersebut. Istana di kota hujan itu kini sedang mengalami berbagai perombakan dan penambahan-penambahan fasilitas termasuk di dalarnnya fasilitas telekomunikasi dan makan bagi wartawan.
“Dimana toilet untuk wartawan dan apa saja kegiatan wartawan selama menunggu pimpinan APEC berunding,”tanya Presiden. Sampurno lalu menjelaskan di halaman Istana Bogor yang menjadi tempat pertemuan puncak AELM telah disediakan 20 toilet. Tempat buang hajat itu diletakkan agak tersembunyi dengan jarak terjauh 200 meter dari tempat peliputan.
Wartawan yang diizinkan meliputAELM dibatasi hanya sekitar 500 hingga seribu orang. Selama pertemuan berlangsung mereka menunggu di halaman Istana Bogor sekitar tujuh jam. Untuk mengisi waktu luang ini di Kebun Raya Bogor yang hanya berjarak sekitar 500 meter dari istana disajikan pertunjukan kesenian antara lain jaipong “sound systemnya diarahkan sedemikian rupa sehingga tidak menggangu pertemuan”.
Mendengar penjelasan itu Presiden mengangguk-anggukan kepala tanda setuju. Sampurno selanjutnya menjelaskan tata cara saat pimpinan APEC tiba di Istana Bogor. mereka disambut di halaman bahwa Istana Bogor lalu menuju ruang teratai disini ke 18 pimpinan APEC yang sudah berkumpul akan bersama Presiden Soeharto menuju Ruang Garuda, tempat para pimpinan APEC melakukan pembicaraan.
Di ruangan ini, para pimpinan APEC foto bersama. Posisinya dibuat sedemikian rupa, dalam bentuk setengah oval, Presiden Soeharto duduk di tengah diapit Presiden AS Bill Clinton di sebelah kanan dan di sebelah kirinya Perdana Menteri Jepang Tomiichi Murayama.
Pimpinan APEC lainnya diatur sedemikian rupa menurut urutan nama secara alfabetis, dimulai dari kanan Australia dan paling kiri Thailand. Pertemuan Bogor berlangsung dua babak yang diselingi istirahat. Selama waktu istirahat itu, Pak Harto bersama pirnpinan APEC lainnya berjalan-jalan di halaman Istana Bogor.
Seusai pembicaraan di Ruang Garuda, beberapa pimpinan APEC direncanakan memberikan keterangan kepada wartawan di sayap kiri Istana Bogor. Rencananya, jumpa pers dilakukan di ruangan terbuka. Namun, Presiden memerintahkan Sampurno agar mempersiapkan tenda. “Ini kita berjaga-jaga saja, mungkin pada saat keterangan itu diberikan akan turun hujan. Inikan di Bogor, hujan turun sering tidak terduga,”kata Presiden.
Selain maket Istana Bogor, kemarin juga ditunjukkan rancangan pelaksanaan jamuan santap malam di Jakarta Convention Centre, pada 14 November. Acara ini akan diikuti sekitar 200 orang. Selain ke-18 pimpinan APEC, mereka adalah anggota Pasific Bussines Forum (PBF), Eminent Person Group (EPG), dan pejabat tinggi lain.
Diungkapkan pula rancangan tentang kemungkinan dilakukan konferensi pers oleh Presiden AS Bill Clinton, PM Jepang Murayama atau pimpinan APEC lainnya, ditambah rancangan ladies programme.
Dikemukakan juga tentang rancangan kegiatan istri pimpinan APEC. Menurut Sampumo, kegiatan mereka akan dipusatkan di Taman Mini Indonesia Indah, terutama ke Museum Puma Bhakti Pertiwi, keliling anjungan dan menonton film tentang Indonesia di Teater !max Keong Emas.
“Ibu Tien akan menjamu para istri delegasi itu santap siang di Istana Negara. Namun Ny. Hillary Clinton merencanakan akan menuju Yogyakarta. Ini yang masih dalam pemikiran ,bagairnana mengatum ya. Selain itu, PM Murayama tidak bersama isterinya, tapi puterinya,” kata Sampumo.
Mendengarpenjelasan itu, Presiden memerintahkan, “Atur saja tamu kita sebaik baiknya agar mereka merasa nyaman,” katanya.
Sumber :REPUBLIKA ( 27/10/1994)
————————-
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 122-123.