PANGAB SAMBUT BAlK SIKAP ANGKATAN BERSENJATA AS

PANGAB SAMBUT BAlK SIKAP ANGKATAN BERSENJATA AS[1]

Jakarta, Antara

Pangab Jenderal TNI Feisal Tanjung menyambut baik sikap angkatan bersenjata Amerika Serikat yang ingin mencairkan bantuan bagi pendidikan perwira ABRI serta penjualan senjata yang selama ini dibekukan Kongres AS. “Indonesia merasa gembira terhadap sikap angkatan bersenjata AS apalagi karena mereka akan memberi penjelasan kepada Kongres tentang perkembangan di Indonesia,” kata Pangab kepada Pers di Bina Graha, Sabtu setelah mengantar Pangab Malaysia Jenderal Datuk Ismail. Pangab mengemukakan masalah bantuan AS itu ketika diminta komentarnya tentang pernyataan Wakil Pangab AS. William Owens di Jakarta baru-baru ini. Owens menyebutkan pihaknya menginginkan pencairan dana bagi pelatihan perwira ABRI di AS serta dijualnya kembali senjata AS kepada Indonesia.

“Kenapa tidak kalau mereka ingin menerima perwira Indonesia untuk latihan di sana”, kata Feisal Tanjung tentang kemungkinan pencairan dana oleh Kongres setelah dana itu dihentikan karena mereka menganggap terjadi pelanggaran HAM di Indonesia.

Ketika ditanya tentang penjualan senjata AS, Feisal mengatakan pula, ABRI bersedia mempertimbangkan hal itu jika memang dana telah tersedia. Ia menyebutkan pula keputusan tentang pembelian senjata dan perlengkapan militer dari AS atau negara-negara lain akan bergantung pula kepada masalah akrabnya para prajurit ABRI menggunakan senjata-senjata itu.

Pangab Malaysia menemui Presiden Soeharto untuk memperkenalkan diri karena ia baru saja menduduki jabatan itu. Sebelumnya, Ismail yang menjadi Kasad Malaysia telah mengenal baik para perwira ABRI termasuk Feisal Tanjung. Ismail menyebutkan, sengketa pulau Sipadan dan Ligitan di Kalimantan Timur tidak dibicarakan dengan Presiden Soeharto. (L/EU02/SU09/10:09/B/DN06/l8/03/95   11:27/RU 1/11:46)

Sumber:ANTARA(18 /03/1995)

_______________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 418-419.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.