PANGDAM V MAJDJEN AMIR MACHMUD:
HINDARKAN AGAR DJAKARTA TIDAK DJADI WILD WEST [1]
Djakarta, Kompas
Pangdam Djaya Majdjen Amir Machmud mengatakan bahwa masalah pelanggaran Hukum & kedjahatan jang dilakukan oleh oknum2 Angkatan Bersendjata maupun oleh oknum-oknum jang menjaru sebagai Angkatan Bersendjata hal ini mendapatkan sorotan masjarakat.
Hal ini menurut Panglima Amir harus diterima setjara wadjar sebab adalah hak masjarakat untuk mengadakan sosial kontrol terhadap Angkatan Bersendjata.
Dinegara manapun masjarakat menilai tentaranja adalah dari sudut disiplin, sebab tanpa suatu disiplin tentara dalah gerombolan liar.
Dengan nada djudjur Panglima Amir mengakui bahwa bukan rahasia lagi disiplin Angkatan Bersendjata di Djakarta sudah sangat merosot dan mengarah kepada pelanggran tindak pidana kedjahatan.
Banjak penggarongan, penodongan dan perampokan dengan sendjata semuanja ini merugikan nama baik, Angkatan Bersendjata.
Semua ini harus ditjegah dengan tjepat untuk menghindarkan Djakarta djadi “Wild West”.
Hal ini diutarakan Pangdam Djaya pada upatjara serah terima djabatan Komandan Briegif I Djaya dari Letkol. Jusuf Diponegoro kepada Letkol. Subhan S. Kamis pagi di Gandaria Pasar Rebo.
Keterangan Pers Kas Kodam Djaya
Sehubungan dengan kedjahatan jang dilakukan oknum2 ABRI di atas Kepala Staf Kodam Djaya Kolonel Kamal Nasserie mengatakan bahwa sebenarnja Kepala Staf ini sedang menunggu pelaksanaan instruksi Panglima Amir baru2 ini jang mengatakan tembak mati sadja oknum2 ABRI jang tertangkap basah dalam perampokan.
Seperti telah disiarkan sebelumnja bahwa sedjak tanggal 21 Mei jl. di ibukota sedang dilantjarkan suatu Operasi Tertib untuk memberantas penggarongan2 ini dan hasilnja ialah penjitaan sendjata2 jang dibawa keluar asrama. Dan ini tidak diperbolehkan kalau tidak dalam keadaan dinas.
Atas pertanjaan kalau ada tertangkap oknum ABRI melakukan kedjahatan menurut Kolonel Kamal Nasserie oknum itu tidak dipetjat begitu sadja tetapi harus diadili dalam pengadilan militer dan kalau bersalah maka ia dihukum dan dipetjat serta ditjabut hak masuk militernja.
Mendjawab soal korupsi Kepala tidak akan segan2 bertindak kepada anggotanja untuk memberantas korupsi ini.
Hanja dalam pelaksanaan ini kita tetap waspada agar djangan gerakan anti korupsi ini digunakan oleh golongan lain untuk maksud2 kemenangan politik golongan, terutama dalam rangka pemilihan umum jad. baik oleh Gestapu PKI ataupun musuh2 Pantjasila lainnja untuk mendiscreditkan nama baik Angkatan Bersendjata.
Setjara objektif segala matjam penjelundupan dan korupsi harus dihapuskan, walaupun harus menanggung beberapa konsekwensi.
Soal HUT Siliwangi
Kolonel Nasserie membenarkan itikad baik mahasiswa Bandung dengan pernjataan.
Hanja saranja jang kurang baik tanggapan bahwa untuk menghadap Pd. Presiden adalah sangat sukar sebenarnja tidak benar.
Menurut Kepala Staf Kodam Djaya ini, Pd. Presiden Djenderal Soeharto dewasa ini kira2 memegang sembilan djabatan jang masing2 djabatannja itu meminta waktu Djenderal Soeharto.
Negara-negara Luar Beri Kepertjajaan Kepada Pemerintah Soeharto
Wakil Ketua Komisi “C” (Hankam Luar Negeri) DPRGR, Hussein Kartasasmita menandaskan bahwa negara2 luar seperti Asia dan Eropa memberikan kepertjajaan kepada Pemerintah Indonesia sekarang ini jang dipimpin oleh Djenderal Soeharto sehingga dengan demikian menimbulkan kepertjaan pula kepada usaha2 pelaksanaan stabilisasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia serta kerdjasama dibidang ini dengan negara2 luar.
Keterangan tersebut diberikan oleh Hussein sebagai kesan2 umumnja dari kundjungan mengadakan observasi kebeberapa negara Asia dan Eropa selam kl satu bulan.
Hussein Kartasasmita jang tiba kembali di tanah air Kamis malam dengan menumpang pesawat GIA telah mengundjungi Singapura, Hongkong, Korea Selatan, Djepang, Tjekoslowakia, Nederland, Djerman Barat dan Belgia.
la menerangkan bahwa artinja kepertjajaan negara2 luar terhadap pemerintah Indonesia terutama disebabkan disamping perkembangan2 didalam negara Indonesia sendiri dalam tahun2 terachir ini jang memberikan djaminan bagi terlaksananja setjara baik usaha2 pembangunan dan hubungan dengan negara2 luar djuga kenjataan adanja usaha jang sungguh2 dan serious dari pemerintah Indonesia dalam menstabilisasikan dan menumbuhkan perekonomiannja.
Hasutan RRT Tak Pengaruhi
Adanja propaganda2 hasutan RRT luar negeri baik melalui massa media maupun melalui anteknja sekitar masalah orang2 WNA RRT di Indonesia, ternjata tidak banjak memberi pengaruh atas pandangan luar negeri kepada Indonesia.
Demikian Kartasasmita. (DTS)
Sumber: KOMPAS (28/04/1967)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 733-735.