PANGLIMA KODAM II BRIGDJEN SARWO EDHIE :
Sendjata Agama Lebih Berbahaja Dari Sendjata Api [1]
Djakarta, Kompas
Sendjata agama berbahaja dari sendjata api karenanja djanganlah sendjata dibawa bawa dalam pertentangan golongan. Agama bukan hasutan untuk berkelahi, akan tetapi untuk keselamatan, kesedjahteraan dan perdamaian satu sama lain.
Demikian dikatakan oleh Brigdjen Sarwo Edhie, Panglima Komando Daerah Militer II/Bukit Barisan dalam briefingnja didalam pertemuan para pemuka Islam dan Kristen di Medan hari Selasa jbl.
Panglima djuga mengatakan, bahwa ia akan menutup surat kabar jang terus menjiarkan berita2 jang bisa mengakibatkan kekatjauan.
Dapat Bunuh Puluhan Ribu
Untuk memberikan tekanan dan berbahajanja sendjata itu, Panglima Kodam bekas Komandan RPKAD mengetengahkan perbandingan kalau, sendjata api dapat bunuh 10 orang, maka sendjata agama akan dapat membunuh puluhan ribu orang.
Mengingat hal itu, maka ia mengharapkan kerdjasama antara para penganut agama, djangan kritik mengeritik setjara terbuka, dengan demikian umat beragama dinegara ini akan dapat hidup berdampingan setjara baik dan tidak terdjebak dalam pertikaian dan bentrokan2 serta kesalah pahaman.
Negara kita jang berdasarkan Pantjasila ini demikian Panglima, mendjamin hak menganut agama masing2 oleh sebab itu sekalipun agama tsb.
punja pengikut ketjil kita memberinja tempat jang lajak. Panglima mengingatkan kepada golongan agamanja tidak dibenarkan menggunakan paksaan.
Djangan Menggugah Fanatisme
Mengenai soal membitjarakan agama lain, Brigdjen Sarwo Edhie mengemukakan boleh melakukan diskusi dan mengeritik terhadap kitab Sutji masing2 tapi lakukanlah itu dalam ruang tertutup, sehingga dengan demikian tidak perlu sampai fanatisme jang bersemajam dalam setiap penganut agama2 itu mendjadi meluap tanpa pengertian dan bisa mengakibatkan hantjurnja keluarga besar Pantjasila.
Dapat ditambahkan bahwa selesai briefing itu lalu diadakan tanja djawab dan achirnja didapat permufakatan bersama untuk mengadakan Musjawarah Ulama 2 Islam, Protestan dan Katholik. (DTS)
Sumber: KOMPAS (26/10/1967)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 859-860.