Hari ini 15 Tahun Jang Lalu
PARKINDO RUBAH “STRUKTUR” PARTAI & ALI AKBAR USUL “HOME” [1]
- Kongres Nasional ke – VI PARKINDO malam ini berachir. Kongres berhasil mengambil beberapa putusan penting sekitar soal2 intern partai dan soal2 keluar. Keputusan tentang intern orpol tsb al. merobah struktur susunan pengurus partai dimana sistim pimpinan setjara Ketua bergiliran 4 bulan sekali ditinggalkan dan diganti dgn suatu Dewan Pimpinan Pusat jang merupakan pengurus harian dengan komposisi, Ketua Umum serta wakil2nja, Sekdjen dan anggota2. Disamping itu ada djuga Dewan Partai dimana duduk Menteri2 dan Wakil2 daerah. Diputuskan pula bahwa Sekdjen merupakan suatu fool time job jang digadji partai. DPP PARKINDO waktu itu terdiri dari Dr. J. Leimena (Ketua), Mr. A.M. Tambunan (Wakil Ketua), X.M. Ondang (Wakil Ketua II) dan Sekdjen S. Sarumpaet. Anggota2 masing2 Abednego, Mr. L.H. Makaliwy, Mr. J. Pulungan, Prof. Dr. Titus, Mr. S. Palenkahu, Mr. R. Sarunggala dan Ds. Marantika. Pada waktu itu PARKINDO mempunjai 265 tjabang di 13 Propinsi seluruh Indonesia.
Seruan PARKINDO
- Parkindo dalam Kongres waktu itu tetap mempertahankan Pantjasila sebagai dasar negara. Ketika itu mereka mengeluarkan pernjataan jang menjerukan kepada Pemerintah supaja memperhatikan keamanan di Sulsel jg sangat terantjam, dan segera mengambil tindakan tegas untuk menghentikan penderitaan rakjat didaerah itu dari perbuatan gerombolan DI/TII. Mengenai pengungsian 400.000 penduduk Sulsel jg dikedjar2 oleh gerombolan, mereka mengappealkan Pemerintah supaja mendapat perlindungan dan pemeliharaan.
Berikan Home
- Kalau rakjat Indonesia mengharapkan supaja anggota2 Parlemen dapat bekerdja tenang dan sungguh2, maka Pemerintah harus berusaha supaja kepada mereka diberikan “Home”. Jaitu kehidupan berbahagia, kata Dr. H. Ali Akbar kepada pers sebagai reaksi atas keluhan rakjat waktu itu. Anggota2 DPRS jg kebanjakan tinggal di Hotel2 oleh Ali Akbar disebutkan sebagai sangat “onnatuurlijk” dan sepi “sepi”. Hotel hanja memberikan kepada anggota2 DPRS tempat tidur dan tempat makan jang belum tentu sesuai dengan selera. Dr. Akbar melihat bahwa anggota DPRS diluar Djawa lebih menderita dibandingkan dengan di Djawa jang mudah kesana ke mari karena transportasi dan komunikasi djauh lebih mudah, malah bisa naik kendaraan gratis, kata Ali Akbar. Ia menjerukan kepada Pemerintah supaja memperhatikan hal itu.
Rp 100.000 – Untuk Suara NJ. ALI
- Dengan bertempat di Istana Negara malam ini diadakan upatjara penjerahan tanda penghargaan bagi pemenang2 sajembara rentjana gambar Mesdjid “Istiqlal”. Upatjara dihadiri oleh l.k. 750 orang termasuk Presiden Soeharto. Pemenang2 waktu itu ialah Arsitek F. Silaban, sebagai pemenang pertama, pemenang kedua R. Oetojo dan pemenang ketiga Han Goenawan. Selain tanda penghargaan diberikan djuga uang tunai. Hadiah2 diserahkan oleh Ketua Panitia Mr. Asaat, sementara Nj. Ali Sastroamidjoja dengan diantar oleh Presiden Soeharto menjumbangkan sebuah lagu jang dibajar oleh Assat seharga Rp 100.000, sebagai sumbangan.
DPRS Lesu
- Sampai hari ini, 4 buah RUU jang diadjukan Pemerintah kepada DPRS belum dapat djuga disahkan. Keempat RUU jang sangat di-nanti2kan oleh daerah2 itu ialah RUU Pembentukan DPRD, RUU Padjak Daerah, RUU Retribusi Daerah dan RUU Pemda. Karena belum djuga disahkannja RUU tsb waktu itu, banjak pekerdjaan2 daerah terbengkalai, karena tidak ada pegangan. Menteri Dalam Negeri ketika itu, Mr. Sunarjo, atas pertanjaan pers mengakui bahwa DPRS lesu dan tidak mentjerminkan keinginan serta keadaan masjarakat, termasuk kekurangan Anggaran Belandja. Menteri melihat bahwa diantara semuanja itu perimbangan keuangan Pusat dan Daerah jg sangat penting dan sampai saat itu belum djuga didjalankan. Demikian Mr. Sunarjo. (DTS)
Sumber: KAMI (03/04/1971)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 688-690.