PATRIOT BUKAN HANJA MUNTJUL DI MEDAN PERANG

Prasetya Perwira ABRI di Jogjakarta

PATRIOT BUKAN HANJA MUNTJUL DI MEDAN PERANG [1]

 

Jogjakarta, Berita Yudha

Presiden Soeharto hari Sabtu 6 Des, jl bertindak selaku inspektur upatjara pada “Prasetya Perwira ABRI” tahun 1969 jang dilangsungkan di stadion AKABRI Udara, Adisutjipto. Tahun ini dilantik sedjumlah 177 Taruna Wreda AKABRI Laut mendjadi Letnan Muda dan sedjumlah 245 Taruna Wreda AKABRI Udara mendjadi Letnan Udara Dua. Seluruhnja sedjumlah 422 perwira remadja.

Tahun ini Taruna2 AKABRI Darat dan Kepolisian melandjutkan pendidikan tahun ke-empat sesuai dengan kurikulum baru, djadi jang dilantik mendjadi perwira2 remadja tahun 1969 ini hanja dari AKABRI Laut & Udara.

Dalam upatjara pelantikan ini, Presiden Soeharto terlebih dahulu mendapat laporan pendidikan dari Komandan Djenderal AKABRI Laksamana Muda Udara Sutopo. Perwira2 remadja ini telah mengalami latihan terachir dalam Pradja Yudha didaerah Gunung Kidul Jogjakarta dalam pembinaan wilajah serta integrasi dengan rakjat.

Sedjumlah besar Pati/Pamen ABRI, Atase2 AB asing, kaum keluarga, para Gubernur AKABRI Umum/Darat, Laut, Udara, Kepolisian menjaksikan Praspa ABRI tsb. Tampak pula hadir Ibu Soeharto, Ibu Soedirman, Ibu Soegijono, Menteri Penerangan Budiardjo, Menteri PU Ir. Sutami, Menteri P & K Mashuri SH, Wakil Pangab Djendral M. Panggabean, KSAU Laksamana Udara Roesmin Nurjadin serta pedjabat2 Muspida Jogjakarta dan Djawa Tengah.

Pada kesempatan itu, para Perwira Remadja melakukan sumpah pelantikan bersama menurut agama2 Islam, Kristen, Katholik dan Hindu. Kemudian Presiden Soeharto menjampaikan tanda penghargaan “Adi Makayasa” jang dikalungkan dengan pita biru, kepada dua perwira remadja jang mendapat nilai tertinggi dari segi kepribadian, kecerdasan serta ketangkasan selama dalam pendidikan akademi. Kedua perwira tsb, masing2 adalah Letnan Muda KKO Kristanto Budisantoso serta Letnan Udara II Teknik I Gusti Njoman Dana atika. Perwira, remadja ALRI masing2 membawa pedang/sable kehormatan perwira, beruniform putih2, sedangkan perwira2 remadja AURI beruniform biru.

Selesai upatjara jang dihadiri oleh pasukan2 Taruna serta pasukan2 keempat ABRI, dilakukan deville didahului drumband Taruna AKABRI Udara kemudian band display dipimpin tamboer major Letnan Muda Udara I Djoedjoe Soeprapto, taruna AKABRI Udara. Band display ini antaranja membentuk huruf2 VIVA AKABRI serta lambang Hankam/AKABRI, kemudian lagu “Walang Kekek” jang amat populer itu dengan bunji genderang dan suling.

Djendral Soeharto dalam amanat pelantikannja menilai, bahwa perwira2 remadja jang dilantik disekitar tahun2 ini memikul tugas sedjarah jang penting dalam mewarisi dan meneruskan semangat serta kepribadian Angkatan Perang RI. Karena semangat dan kepribadian AP ini harus dipelihara terus dan harus tetap mendjadi semangat dan kepribadian APRI dimasa depan.

Perwira menjerukan kepada perwira2 remadja lulusan AKABRI itu agar mendjadi perwira2 jang tangkas di lapangan tjakap pada tugas2 staf, mendjadi warga Negara jang bertanggungdjawab, patriot jang tidak mengenal menjerah serta pradjurit jang berdisiplin tinggi, jang memegang teguh Sapta Marga serta Sumpah Pradjurit.

Menurut Presiden Soeharto, bagi APRI, pelantikan perwira2 remadja ini berarti penjegaran baru dalam tubuhnja, baik tenaga maupun fikiran. Penjegaran personil dalam tubuh AP terus diusahakan, baik melalui pertukaran djabatan dan lingkungan maupun melalui pendidikan perwira2 muda seperti jang dilakukan AKABRI.

Adapun program penjegaran personil jang berentjana, terarah, terdidik dan terpilih, mutlak harus dilakukan untuk memelihara vitalitas dan meningkatkan dinamika AP. Kepala Negara mengatakan bahwa setiap negara jang mau bergerak madju, memang harus membuka lebar2 kemungkinan adanja fikiran2 baru, harus membentuk kader2 dimasa depan, harus memberi kesempatan luas kepada tenaga2 muda pada semua lapangan dan tingkatan kepemimpinan.

Dengan demikian, bangsa itu akan mempunjai kader2 pimpinan jang tjakap dan berpengalaman, sehingga tiba saatnja nanti mereka akan siap dan mampu memimpin Bangsanja.

Kepada perwira2 remadja dan segenap rakjat Indonesia diingatkan oleh Presiden Soeharto bahwa kita harus terus menerus mengusahakan penjempurnaan organisasi, teknik dan peralatan sesuai dengan kemadjuan teknik dan kebutuhan djaman, guna mewudjudkan AP jang kuat. Tetapi kemurnian semangat dan kepribadian Angkatan Perang tidak boleh berobah sama sekali.

Sebagai warganegara jang bertanggung djawab, sebagai anggota AB hendaknja kita sadar akan masalah2 jang dihadapi oleh Bangsa dan Negara dan turut menjelesaikan masalah2 tsb dengan penuh rasa tanggung djawab. Dalam tingkah laku hidup sehari2 anggota ABRI harus tunduk dan memelihara segala peraturan Negara, bahkan harus mendjadi tjontoh jg baik bagi masjarakat.

Sebagai patriot, pradjurit ABRI tidak pernah akan menjerah dalam membela Tanah Air dan Bangsanja. Hal ini telah dibuktikan dalam Perang Kemerdekaan. Semangat patriot inilah sumber kekuatan jang sangat besar dari Angkatan Perang kita. Ditegaskan lagi oleh Presiden bahwa seorang patriot memang bukan harus anggota ABRI.

Patriot adalah mereka jang mencintai Tanah Air dan Bangsanja, mereka jang bekerdja keras untuk mewudjudkan tjita2 Bangsanja. Patriot bukan hanja muntjul di medan perang, tetapi djuga dibutuhkan di lapangan pembangunan. (DTS)

Sumber: BERITA YUDHA (08/12/1969)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 413-415.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.