PEDJABAT PRESIDEN TERIMA KAS. A.U AUSTRALIA, DUBES PERANTJIS & PAKISTAN

PEDJABAT PRESIDEN TERIMA KAS. A.U AUSTRALIA, DUBES PERANTJIS & PAKISTAN[1]

 

Djakarta, Kompas

Pedjabat Presiden Djenderal Soeharto hari Rabu pagi kemarin menerima kunjungan kehormatan dari Kepala Staf Angkatan udara Australia Sir A. Murdoch jg dewasa ini sering mendjadi tamu Panglima AURI.

Pada kesempatan itu Pd. Presiden mendjelaskan bahwa ABRI dilahirkan dalam era revolusi dan mempunjai perkembangan jang chusus sehingga mempunjai kewadjiban2 jang sama seperti unsur2 revolusi lainnja dalam masjarakat. Kekaryaaan ABRI bukanlah militerisme, melainkan harus dianggap sebagai kewadjiban bersama dari tiap2 warganegara.

Djenderal Soeharto selandjutnja mengemukakan bahwa sampai sekarang memang masih ada orang jang tega2 dan beranggapan bahwa Indonesia masih mempunjai ambisi territorial. Hal ini menurut pd. Presiden masalah tidak benar sama sekali dan tak mungkin terdjadi, karena tidak mudah bila berlandasan pada Pantjasila.

Mengenai pertahanan RI dikemukakannja bahwa Indonesia tidak hanja mengutamakan kekuatan ABRI sadja tetapi djuga tergantung dari kekuatan seluruh rakjat semesta. Memang dalam menghadapi kekuatan sendjata modern kita harus melawannja dgn sendjata modern pula.

Akan tetapi apabila kita menghadapi musuh jang ingin memaksanakan ideologi mereka kita harus melawannja dengan ideologi pula. Dan dalam hal ini kita mempunjai ideologi Pantjasila jang selama ini sudah terbukti sebagai sendjata jang ampuh seperti halnja dalam peristiwa Gestapu/PKI

Kundjungan Dubes Perantjis Dan Pakistan

Setelah itu Pd. Presiden Djuan menerima kundjungan Dubes Perantjis dan Dubes Pakistan.

Dubes Perantjis Ciaus de Cheyson atas nama Presiden de Gaulle menjatakan rasa terima kasihnja atas kundjungan misi Indonesia ke Perantjis baru2 ini. (Missi ke Paris antaranja diikuti Prof. Widjojo Nitisastro. Red).

Disamping itu Dubes Cheyson mengulangi undangan Pemerintah Perantjis kepada Djenderal Soeharto untuk mengundang negaranja. Sedianja mana diharapkan akan dapat dipenuhi oleh Kapala Negara pada kwartal I tahun. 1968. Sementera itu Dubes Pakistan datang untuk minta diri karena ia dipanggil Pulang oleh Pemerintahnja. (DTS)

Sumber: KOMPAS (19/10/1967)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 661-662.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.