PELAKSANAAN AFTA TAHUN 2003, EKSPOR RI TETAP PROSPEKTIF

PELAKSANAAN AFTA TAHUN 2003, EKSPOR RI TETAP PROSPEKTIF[1]

 

Jakarta, Antara

Keenam anggota ASEAN sepakat Pasaran Bersama ASEAN (AFTA) akan dipercepat pelaksanaannya menjadi tahun 2003 dibanding rencana tahun 2008, dan pemercepatan itu tidak akan merugikan ekspor Indonesia.

“Pada saat ini saja, sekalipun masih ada hambatan tarif dan nontarif, ekspor kita ke ASEAN terus meningkat. Apalagi bila semua hambatan itu telah dihapuskan,” kata Menko Indag Hartarto kepada pers di Istana Merdeka, Kamis.

Seusai melapor kepada Presiden Soeharto mengenai kerja sama di antara anggota ASEAN seperti Sijori, Hartarto menyebutkan 30 persen dari ekspor komoditi nonmigas Indonesia ditujukan ke negara-negara ASEAN lainnya. Ia menyebutkan jika sekarang AFTA baru mengatur impor hasil industri maka sekarang kegiatan itu akan diperluas hingga mencakup sejumlah komoditi pertanian yang tidak peka. Hartarto mengatakan pula jika negara-negara maju anggota APEC telah membuka pasar mereka tahun 2010 bagi anggota berkembang, maka ekspor Indonesia ke kawasan Asia Pasifik juga akan meningkat.

“Pembukaan pasar di Asia Pasifik itu merupakan peluang yang harus kita manfaatkan sebaik-baiknya,” kata Hartarto.

Ketika ditanya wartawan apakah AFTA dan perdaga ngan bebas APEC itu tidak akan merugikan industri nasional, ia mengatakan hal itu tidak akan terjadi karena industri Indonesia mengalami kemajuan pesat.

“Sepuluh tahun lalu telah timbul kekhawatiran bahwa pasaran bebas ASEAN akan merusak industri dalam negeri. Ternyata kekhawatiran itu tidak beralasan,” kata Hartarto.

Ia berpendapat karena AFTA tidak menimbulkan masalah maka pasaran bebas Asia Pasifik diharapkan tidak menimbulkan kerugian bagi industri dalam negeri. Kepada Kepala Negara, juga dilaporkan rencana pertemuan di Manado tanggal 30 November diantara para pejabat Brunei Darussalam, Indonesia, Pilipina serta Malaysia.

Pertemuan ini serupa dengan kerja sama di antara negara-negara ASEAN lainnya seperti Sijori. Hartarto menyebutkan kerja sama-kerja sama ini dilakukan bagi daerah-daerah Indonesia yang laju pembangunannya tidak secepat pembangunan di Pulau Jawa. (T/Eu02/B/EU07/24/ll/9413:51/ru 2)

Sumber: ANTARA (24/11/1994)

______________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 464-465.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.