PELAKSANAAN PERDAGANGAN BEBAS PERLUKAN WAKTU BERBEDA

PELAKSANAAN PERDAGANGAN BEBAS PERLUKAN WAKTU BERBEDA[1]

Jakarta, Antara

Pelaksanaan perdagangan bebas di antara anggota APEC memerlukan penetapan waktu yang berbeda-beda terutama karena tidak samanya tingkat ekonomi ke-18 anggota APEC.

“Penting sekali adanya waktu-waktu yang berbeda agar dapat mewujudkan perdagangan yang bebas. Mereka yang telah siap bisa segera melaksanakannya, sedangkan yang belum siap bisa menyusul,”kata Mensesneg Moerdiono kepada pers di Istana Merdeka, Minggu.

Moerdiono mengemukakan hal itu ketika menjelaskan hasil pertemuan Presiden Soeharto dengan Presiden Korsel Kim Young Sam, PM Jepang Tomiichi Murayama, PM Singapura Goh Chok Tong, dan pemimpin ekonomi China Taipei Vincent Shiew. APEC terdiri atas keenam anggota ASEAN ditambah AS, Kanada, Meksiko, Chili, RR China, Hongkong, Korea Selatan, China Taipei, Jepang, Australia, Selandia Baru, dan Papua Nugini.

Negara maju dalam APEC antara lain adalah Jepang dan AS kemudian negara industri maju seperti Korsel dan Hongkong serta negara berkembang yang antara lain mencakup Indonesia dan RRC. Moerdiono mengatakan pertemuan antara Presiden Soeharto dan keempat pemimpin ekonomi itu merupakan bagian dari upaya memuluskan jalan untuk menyukseskan Pertemuan Para Pemimpin Ekonomi APEC (AELM) di Istana Bogar tanggal l5 November.

Mensesneg mengatakan pada pertemuan Presiden Soeharto dan Presiden Kim Young Sam dibahas rancangan konsep rancangan hal-hal yang bisa diputuskan di Bogar. Salah satu materi yang akan dibahas ke-18 pemimpin itu adalah pelaksanaan perdagangan bebas diantara anggota APEC ini. Ada yang mengusulkan negara maju menerapkannya mulai tahun 2002 dan negara berkembang tahun 2010, namun ada juga yang menginginkan paling lambat tahun 2020.

“Saya tidak menyebutkan tahun tertentu,” kata Moerdiono ketika dimintai komentamya tentang pilihan yang mungkin akan diambil pada pertemuan Bogar itu.

Ketika mengutip pemyataan Presiden Korsel, Moerdiono mengemukakan hampir semua pandangan Presiden Soeharto dalam rancangan kesepakatan itu diterima sepenuhnya oleh Korsel. Khusus mengenai pertemuan Presiden dengan PM Jepang Murayama, Mensesneg menyebutkan kepala pemerintahan Jepang itu pada garis besarnya mendukung gagasan Presiden Soeharto tentang konsep kesepakatan bersama di Bogar itu.

“Jepang akan ikut menyukseskan Pertemuan Bogar,”kata Moerdiono mengutip pemyataan Murayama dan juga Presiden Korsel KimYoung Sam.

Kesiapan Jepang menyukseskan AELM itu disampaikan Murayama sekalipun pemerintah Tokyo menyadari adanya masalah yang masih perlu ditangani secara bersama -sama.

Sementara itu, PM Singapura Goh Chok Tong dan pemimpin ekonomi Taiwan Vincent Shiew juga menyampaikan dukungan sepenuhnya terhadap gagasan-gagasan yang disampaikan Presiden Soeharto. Pada hari Senin, Presiden Soeharto akan menerima sembilan tamu yaitu dari Papua Nugini, Thailand, Kanada, Hongkong, Chili, Malaysia, Pilipina, Meksiko, dan Australia. (T.EU02/DN08/ 13/ll/94 18:02/RU6/ 19:13)

Sumber: ANTARA ( 13/11/ 1994)

_________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 430-431.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.