PEMBANGUNAN EKONOMI BUKAN PERSOALAN BESAR BAGI BANGSA2 NON-BLOK

HM Soeharto dalam berita

Presiden   Soeharto   pada   jamuan    kenegaraan    semalam:

PEMBANGUNAN EKONOMI BUKAN PERSOALAN BESAR BAGI BANGSA2 NON-BLOK [1]

P.M. Ny. Bandaranaike sangat terkesan pada konsep Ketahanan Nasional

 

Jakarta, Berita Buana

Presiden Soeharto menegaskan, untuk mempertebal semangat dan memperjelas tercapainya tujuan2 baru maka sangat penting artinya Konperensi Tingkat Tinggi Non Blok yang akan diadakan di Sri Langka nanti. Persoalan2 besar yang dihadapi oleh bangsa2 yang tergabung dalam kekuatan Non Blok itu justru pembangunan ekonomi sebagai perjuangan untuk memperbaiki mutu kehidupan rakyat lahir maupun bathin.

Penegasan tersebut disampaikan semalam oleh Kepala Negara pada jamuan santap malam kenegaraan untuk menghormati kedatangan Perdana Menteri Sri Langka Ny. Sirimavo R.D. Bandaranaike di Istana Merdeka semalam.

Dikatakan oleh Presiden Soeharto selanjutnya usaha dalam pembangunan ekonomi ini perlu kita gerakkan dengan semangat dan stamina yang sama besarnya dengan perjoangan politik untuk memperoleh kemerdekaan Nasional. Solidaritas yang telah menghasilkan kemerdekaan nasional bagi sedemikian banyak bangsa perlu kita kembangkan dalam usaha besar untuk memberi isi kepada kemerdekaan nasional tadi.

Perhatian yang terpusat dan iktikad yang nyata untuk pembangunan ini makin terasa tidak dapat ditunda2 lagi mengingat berbagai krisis yang akhir2 ini melanda dunia. Karena itulah kita merasakan perlunya Konperensi Tingkat Tinggi Non Blok nanti untuk memusatkan fikiran bersama untuk menggerakkan pembangunan negara2 yang sedang membangun.

Dengan solidaritas saling percaya mempercayai dan kerjasama kita akan dapat menolong diri sendiri dan melindungi kepentingan2 kita terhadap kepentingan lain yang tak ada sangkut pautnya dengan perbaikan nasib kita sendiri. Apabila Indonesia sekarang sedang memusatkan perhatiannya kepada pembangunan ekonomi, maka perbaikan kehidupan dari 135 juta rakyat itulah yang menjadi tujuan pokoknya.

Kami telah mengambil keputusan demikian, demikian kata Presiden, bahwa kemerdekaan politik harus disusul dengan perbaikan kehidupan dibidang sosial ekonomi. Dalam perjuangan pembangunan bangsa2 yang sedang membangun itu maka perdamaian dunia merupakan prasyarat yang tak dapat ditawar2kan lagi. Disamping negara2 Non Blok mampu mempermainkan peranan yang besar dalam gelanggang PBB maupun diluarnya.

Kita perlu berembuk dan menyatukan langkah untuk memperkuat perdamaian dunia dan mencegah masuknya pengaruh2 luar yang sesungguhnya mempakan kelanjutan dari tata dunia yang bertumpu pada adu kekuatan.

Dalam rangka itulah saya mendukung sepenuhnya gagasan Perdana Menteri Nyonya Sirimavo Bandaranaike yang sejak lama mengumandangkan gagasan untuk menciptakan Samudera India sebagai kawasan damai. Gagasan itu senafas dengan pikiran2 kami negara2 anggota Perhimpunan Bangsa2 Asia Tenggara, agar kawasan inipun menjadi wilayah damai, bebas dan netral.

Indonesia berketetapan hati untuk bekerja keras mewujudkan gagasan2 itu karena arahnya yang sama dengan politik luar negeri kami yang bebas dan aktip.

Dalam tata dunia yang sedang bembah yang harus mencapai tata hubungan baru yang lebih adil dan lebih mantap itulah berlangsung kunjungan Nyonya Sirimavo Bandaranaike ke negeri kami.

Kita masing2 dan sama2 harus mengambil sikap dan langkah untuk menggunakan kesempatan baru dan tantangan2 baru dalam dunia yang sedang ber-obah2 tadi. Demikian Presiden Soeharto.

Pidato Balasan

Sementara itu dalam pidato balasannya PM. Ny. Sirimavo Bandaranaike menyatakan sangat terkesan dengan Konsep Ketahanan Nasional yang sering ditekankan oleh Presiden Soeharto dalam banyak kesempatan.

“Ketahanan Nasional mempunyai arti yang amat besar bagi semua bangsa2 Dunia Ketiga”, kata pemimpin Sri Langka itu dengan sungguh2.

Dikatakan selanjutnya bahwa kedua negara kita adalah anggauta2 Gerakan Non Blok yang menentang kolonialisme dan imprialisme dalam segala bentuknya, serta setiap manifestasi dari eksploitasi ekonomi.

Kita bersatu dalam perjuangan untuk harga2 yang lebih baik bagi bahan2 mentah ekspor dari negara2 sedang berkembang, terlaksananya tatanan ekonomi internasional baru berdasarkan pada keadilan dan persamaan dan kedaulatan bangsa2 kita atas sumber2 alam kita sendiri.

Konperensi Asia-Afrika yang pertama di Bandung menunjukkan pentingnya solidaritas Bangsa2 Asia dan Afrika dan bangsa2 Amerika Latin telah menambah suatu dimensi ketiga pada solidaritas ini, kata PM Bandaranaike.

Ditegaskan bahwa kita bangsa Asia, adalah satu dari 3 tiang dari solidaritas antar benua.

“Saya berharap melalui kunjungan ini kedua negara, Indonesia dan Sri Langka, akan dapat memberikan suatu sumbangan Asia yang berarti bagi penyelesaian masalah2 global dan mengkonsolidasi perdamaian,” PM Bandaranaike berkata tadi malam.

Selesai dengan pidato sambutan yang diberikan oleh Perdana Menteri Ny. Bandaranaike, telah dilakukan toast bersama bagi keselamatan Ny. Bandaranaike dan kemajuan Sri Langka, serta bagi kokohnya persahabatan antara Sri Langka dengan Indonesia.

Acara jamuan santap malam itu semalam telah dimeriahkan dengan malam kesenian, dimana dipertunjukkan tarian2 dari daerah Sulawesi Selatan, Sumbar, Jabar dan Jateng.

Hadir dalam jamuan makan semalam Wakil Presiden, Ketua2 Lembaga Negara Tertinggi/Tinggi Negara, para Menteri dan pembesar2, militer/sipil. (DTS)

Sumber: BERITA BUANA (21/01/1976)

 

 

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IV (1976-1978), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 27-29.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.