PEMBICARAAN DUBES JERBAR RI SOAL EKONOMI
Jakarta, Antara
Duta Besar Jerman Barat untuk Indonesia Theodor Wallau mengatakan di Jakarta, Kamis bahwa ia mengharapkan pembicaraan antara Menteri Kordinasi bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri Ali Wardhana dengan Menteri Kerja Sama Ekonomi Jerman Barat Hans Klein tentang kemungkinan pemberian bantuan program untuk Indonesia dapat berhasil.
Menjawab pertanyaan wartawan dalam pertemuannya yang pertama dengan wartawan Indonesia di Kedutaan Besar Jerman Barat, Dubes Wallau yang baru saja menyerahkan surat-surat kepercayaannya kepada Presiden Soeharto di Istana Merdeka Rabu, menjelaskan bahwa kerja sama keuangan antara kedua negara dibicarakan tiap tahun.
Pembicaraan kerja sama keuangan yang terakhir diselenggarakan di Jakarta dan pembicaraan selanjutnya dijadwalkan diadakan di Jerman.
Menko Ali Wardhana dan Menteri Kerja sama Ekonorni Jerman Barat Hans Klein dalam pertemuan mereka di Bonn Selasa membicarakan kemungkinan pemberian bantuan program untuk Indonesia guna memenuhi dana rupiah yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek pembangunan.
Untuk mengatasi kesulitan dana rupiah yang disebabkan oleh turunnya harga minyak bumi, Indonesia telah meminta kepada negara-negara pemberian dana bantuan untuk memasukkan dana yang dapat dikonversikan ke rupiah.
Jepang merupakan negara yang telah memenuhi hal tersebut dengan meningkatkan dana rupiahnya menjadi 30 persen.
Menjawab pertanyaan tentang pemberian bantuan yang menyangkut dana lokal, Dubes Wallau menunjuk pada kerja sama keuangan yang diberikan Jerman Barat kepada Indonesia sebanyak 100 juta Deutsche Mark (DM) tahun lalu yang dapat diimbangi dengan kredit ekspor sejumlah 100 juta DM.
Disamping bantuan sebanyak 200 juta DM itu Jerman Barat juga memberikan kerja sama teknik bernilai rata-rata 25 juta DM tiap tahun.
Walau yang didampingi Atase Pers R. Frickhinger menunjuk pada volume perdagangan yang meningkat sebesar 30 persen tiap tahun yang dinilainya sebagai sangat besar.
Melihat perkembangan yang sangat menarik, Dubes Wallau menatakan bahwa perbedaan neraca perdagangan antara kedua negara semakin kecil kendatipun adanya devaluasi rupiah dan berubahnya kurs DM terhadap dollar AS mempengaruhi angka perdagangan.
Ekspor Indonesia ke Jerman Barat meningkat dari 383 juta dollar AS tahun 1985 menjadi 397 juta dollar AS tahun 1986.
Ia mengatakan Jerman Barat menawarkan kerjasama di segala bidang yang memungkinkan dengan menyediakan teknologi tinggi termasuk reaktor nuklir serba guna, pengangkutan dan industri sipil. (LS) (T-E04/H02/87-04-02/mb)
Sumber: ANTARA (02/04/1987)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 426-427.