PEMERINTAH AKAN PERBAIKI IKLIM INDUSTRI TEKSTIL 

PEMERINTAH AKAN PERBAIKI IKLIM INDUSTRI TEKSTIL [1]

 

Jakarta, Antara

Menko Indag Hartarto mengatakan, pemerintah akan memperbaiki iklim industri tekstil karena ekspor 1993 hanya naik 2,8 persen padahal komoditi ini merupakan andalan utama nonmigas.

Seusai melapor kepada Presiden Soeharto di Bina Graha, Selasa, Hartarto mengatakan kepada pers bahwa ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) 1992 naik hampir 40 persen dibanding 1991. Ketika ditanya tentang kenapa laju pertumbuhan ekspor TPT tersebut menurun, Hartarto hanya mengatakan pemerintah telah mengetahui sebab-sebabnya. Ia mengatakan, industri tekstil terpadu mampu mempertahankan laju ekspornya yang tinggi sedangkan pabrik yang tidak terpadu mengalarni penurunan ekspor.

“Pak Tunky (Menperind) serta Menteri Perdagangan SB Joedono telah mengarnbil berbagai langkah agar ekspor tekstil bisa meningkat kembali,” kata Hartarto yang pada Kabinet Pembangunan V menduduki jabatan  Menteri Perindustrian.

Tidak tertutup kemungkinan bagi pemerintah untuk menyempurnakan / memperbaiki berbagai peraturan yang bisa menggairahkan para pengusaha bergerak dalarn bidang industri TPT, katanya. Ekspor TPT 1993 mencapai 5,408 miliar dolar AS dibanding 5,260 miliar dolar AS pada 1992. Ekspor komoditi ini antara lain mencakup benang 345juta dolar AS, kain 1,4 miliar dolar AS, pakaian jadi 2,8 miliar dolar AS serta batik 142 juta dolar AS. Ia mengatakan, ekspor tekstil dan hasil industri lain amat penting karena jumlahnya mencapai 85 persen dari seluruh ekspor komoditi nonmigas yang pada 1993 bernilai 27,07 miliar dolar AS dibanding 1992 sebesar 23,2 miliar dolar AS. Hartarto menyebutkan, nilai ekspor kelompok kulit termasuk sepatu mencapai 1,1miliar dolar AS, elektronika 1,08 miliar dolar AS, karet 720juta dolar AS, pangan 502 juta dolar AS, serta mas dan perak 246 juta dolar AS.

Kerja Sama Empat Negara

Kepada Kepala Negara, Menko Indag juga melaporkan persiapan kerja sama empat negara ASEAN yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia dan Pilipina untuk melengkapi kerja sama Segi Tiga Pertumbuhan Utara Indonesia-Malaysia-Thai­land serta Singapura-Riau -Johor.

Hartarto mengatakan, peresmian kerja sama empat negara itu akan diresmikan 26 Maret di Davao City, yang akan diawali dengan pertemuan para pejabat senior. Pertemuan ini akan memberi rekomendasi bagi pertemuan tingkat menteri. Kerja sama ini bagi Indonesia akan mengikutsertakan Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur, serta Sulawesi Utara. Sementara itu, Malaysia mencakup Sarawak dan Sabah, Brunei secara keseluruhan serta Mindanao untuk Pilipina. Keempat negara  itu akan bekerja sama dalam bidang pariwisata, energi, perikanan, telekomunikasi, serta angkutan. (T.EU02/EU06/   8/03/9413:37/RUl/13:48)

Sumber: ANTARA (08/03/1994)

_____________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 223-224.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.