PENDIDIKAN YANG MAMPU CIPTAKAN GENERASI MUDA BERKUALITAS
Jakarta, Angkatan Bersenjata
Pendidikan yang mampu ciptakan generasi muda berkualitas Pendidikan agama hendaknya mampu mempertajam daya tanggap anak didik terhadap perkembangan lingkungan, masyarakat dan budaya bangsa. Saya ingin hal ini menjadi pemikiran dan mendapat perhatian semua tokoh agama terutama mereka yang mengabdi dalam lembaga pendidikan, kata Presiden Soeharto dalam sambutannya pada peringatan Isra Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW di Masjid Istiqlal, Selasa malam.
Menurut Kepala Negara salah satu tujuan pendidikan agama adalah membantu anak didik untuk lebih mendewasakan dirinya lebih mematangkan sikap serta kepribadiannya, sehingga ia tidak terombang ambing oleh perkembangan dan perubahan masyarakat.
Diingatkan oleh Presiden apapun yang dilakukan dalam pembangunan nasional maka perhatian dan pemikiran haruslah tertuju kepada generasi yang akan datang. Kita ingin mewariskan kepada mereka keadaan yang lebih baik.
Tapi lebih dari itu kita ingin mereka menjadi manusia-manusia pembangunan yang mampu menciptakan kehidupan yang lebih baik dibanding kehidupan generasi orang tua mereka. Selanjutnya mereka mewariskan kehidupan yang lebih baik kepada generasi sesudah mereka.
Pendidikan harus diarahkan kepada kukuhnya kepribadian anak didik. Disitulah peranan pendidikan agama sangat penting. Secara umum pendidikan amat diperlukan untuk meningkatkan kualitas, kecerdasan, keterampilan dan kepribadian umat serta bangsa. Peningkatan kualitas umat dan bangsa Indonesia itu penting sekali. Karena itu pembangunan bangsa kita memang harus berarti peningkatan kualitas manusia dan kualitas masyarakat kita, kata Presiden.
Meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia adalah tantangan besar bagi kita. Kalau berhasil maka terjaminlah sukses pembangunan nasional yang memang harus digerakkan dengan manusia-manusia berkualitas.
Apakah tanda pengenal manusia berkualitas? Ada beberapa. Manusia berkualitas mampu menanggulangi tantangan-tantangan yang dihadapi bangsanya untuk melanjutkan pembangunan, baik tantangan itu berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Manusia atau bangsa berkualitas itu identik dengan pejuang dan mampu meneruskan perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya. Dengan kualitas itulah suatu bangsa dapat meneruskan, mengembangkan dan meningkatkan pembangunan.
Bangsa yang berkualitas mampu bertahan dalam berbagai situasi, bahkan juga dapat bertahan dalam situasi yang paling buruk. Kemampuan dan semangat untuk bertahan itu yang menjadi syarat utama bagi tumbuhnya suasana yang sangat mendukung tercapainya cita-cita bangsa.
Manusia Indonesia yang berkualitas adalah manusia Indonesia yang sehat lahir batin, pandai, cerdas, ahli dan terampil serta tetap bersatu dan berpegang teguh pada Pancasila dan UUD 1945.
Manusia berkualitas juga ulet, tahan menghadapi segala cobaan dan mampu menyerap, mengambil alih serta mempergunakan kemajuan-kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan bagi kesejahteraan dan ketenteraman bersama.
Tingginya penguasaan suatu bangsa atas ilmu pengetahuan dan teknologi sudah menjadi tolok ukur tingginya kebudayaan suatu bangsa.
Karena itu bangsa Indonesia harus pandai dan harus dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kepandaian itu bangsa Indonesia akan dapat menguasai dan mengolah kekayaan alamnya untuk kesejahteraan dan kemakmuran bersama.
Kemajuan dan kesejahteraan yang didapat dari hasil penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi di negeri ini harus dibarengi dengan pengamalan Pancasila dan mempertebal semangat kebangsaan.
Sejarah membuktikan hanya bangsa yang berkualitas yang mampu menjamin kesinambungan dan peningkatan harkat martabatnya, meskipun bangsa tersebut kekurangan atau tidak mempunyai kekayaan alam.
Misalnya Jepang yang negaranya hancur luluh sesudah perang dunia kedua, tapi berkat rakyatnya yang berkualitas dalam suatu generasi saja bangkit kembali dan kini menjadi negara ekonomi terkemuka di dunia. Idem ditto Jerman, sedang negara negara lain adalah empat negara industri baru di Asia, di Eropa, Belanda, Swiss dan sebagainya.
Sungguhpun kita mengejar kemajuan bangsa-bangsa itu, tidak berarti kita meniru mentah-mentah bangsa-bangsa itu. Kemajuan bangsa Indonesia harus tetap mempertahankan identitasnya yang asli.
Manusia Indonesia yang berkualitas itu diciptakan lewat sistem pendidikan yang disesuaikan dengan perubahan zaman dan kebutuhan bangsa, dan menghasilkan lulusan-lulusan yang langsung terserap dalam kegiatan pembangunan. Sistem pendidikan demikian yang mampu mewujudkan, mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kesejahteraan rakyat, seperti termasuk dalam Pembukaan UUD 1945.
Dalam pembangunan pendidikan kita memang mencapai kemajuan pesat, tapi baru pada segi kuantitas sekolah, yang memungkinkan dijalankannya wajib belajar di tingkat SD, sedang daya tampung SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi terus meningkat.
Setelah kuantitas jadi kenyataan, tibalah waktunya untuk meningkatkan kualitas sekolah-sekolah di tiap jenjang, agar betul-betul menghasilkan lulusan berkualitas yang langsung terpakai dalam kegiatan pembangunan.
Sekarang keadaannya belum lagi demikian, yang menyebabkan banyak sekali lulusan sekolah kita menganggur.
Meningkatkan kualitas sekolah-sekolah kita itu adalah tugas raksasa dalam Pelita V Menurut GBHN 1988 tentang pendidikan, perlu dikembangkan iklim belajar dan mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri serta sikap dan prilaku yang inovatif dan kreatif.
Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional perlu segera disempurnakan sistem pendidikan nasional yang berpedoman pada undang-undang mengenai pendidikan nasional.
Pendidikan nasional perlu dilakukan secara lebih terpadu dan serasi, baik antara sektor pendidikan dan sektor-sektor pembangunan lainnya, antar daerah maupun antar-berbagai jenjang dan jenis pendidikan.
Pendidikan, baik di sekolah maupun di luar sekolah perlu disesuaikan dengan perkembangan tuntutan pembangunan yang memerlukan berbagai jenis keterampilan dan keahlian di segala bidang serta ditingkatkan mutunya sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sehubungan dengan itu, berbagai jenis pendidikan kejuruan dan keahlian termasuk politeknik perlu terus diperluas dan ditingkatkan mutunya. Disamping itu perlu dikembangkan kerjasama antara dunia pendidikan dengan dunia usaha dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga-tenaga cakap dan terampil bagi pembangunan di berbagai bidang terutama industri dan pertanian. Demikian GBHN 1988.
Sumber : ANGKATAN BERSENJATA (13/03/1988)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 493-495.