PENGAWASAN YANG CERMAT ATAS PENGGUNAAN KEUANGAN NEGARA BERTAMBAH PENTING ARTINYA

PENGAWASAN YANG CERMAT ATAS PENGGUNAAN KEUANGAN NEGARA BERTAMBAH PENTING ARTINYA

Presiden Soeharto menegaskan di Jakarta, Selasa pagi bahwa pengawasan yang cermat atas penggunaan keuangan negara bertambah penting artinya jumlah APBN pasti akan terus meningkat dalam tahap pembangunan selanjutnya sejalan dengan terus tumbuhnya ekonomi dan semakin kuatnya keuangan negara.

Penegasan Kepala Negara itu dikemukakan dalam amanatnya pada peresmian gedung kantor Badan Pemeriksa Keuangan di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, berseberangan jalan dengan gedung MPR/DPR Senayan.

Sebagai contoh semak:in meningkatnya jumlahAPBN yang sedang berlangsung sekarang inisudah mencapai angka trilyunan.

Presiden Soeharto mengatakan, keuangan negara yang sangat besar tersebut tentunya harus dikelola dengan baik dan diawasi penggunaannya secara baik pula, yang memerlukan berbagai fasilitas kerja yang meningkat pula.

Oleh karena itu Kepala Negara menyatakan kegembiraannya atas peresmian penggunaan gedung baru kantor Badan Pemeriksa Keuangan (Bepeka) tersebut, karena dengan demikian fasilitas kerja Bepeka pasti bertambah baik.

Di lain pihak Presiden mengemukakan pula semakin mantapnya dari tahun ke tahun pelaksanaan tugas Bepeka ini. Sesuai dengan ketentuan yang ada hasil-hasil pemeriksaan keuangan yang dilakukan Bepeka harus diberitahukan kepada DPR dan kepada Pemerintah. Hasil pemeriksaan itu sangat berguna bagi Pemerintah untuk makin memperbaiki administrasi keuangan negara.

Yang Penting Orangnya

Dalam pada itu, Presiden mengingat pula bahwa gedung-gedung yang memberikan ketenangan bekerja dan fasilitas yang memperlancar pekerjaan tetap merupakan alat belaka.

“Yang paling menentukan adalah orang yang menggunakan gedung dan segala fasilitas itu tadi”, kata Presiden.

Tidak jarang prestasi yang dihasilkan dari gedung pemerintahan yang megah dan fasilitas bekerja yang cukup tidak sepadan jika dibandingkan dengan prestasi yang tampil dari gedung tempat bekerja yang lebih sederhana dan dengan fasilitas yang lebih terbatas.

Dalam hal ini yang menentukan adalah kadar pengabdian kepada masyarakat, kecintaan terhadap tugas dan ketekunan kerja dari orang-orang yang menggunakan gedung dan fasilitas kerja tersebut.

Dengan gerak seluruh pembangunan bangsa Indonesia di segala bidang, pabrik­pabrik baru, pusat-pusat tenaga listrik, bendungan-bendungan danjalan-jalan baru memang diperlukan. Tapi semuanya itu tetap alat belaka, yang paling penting dalam seluruh gerak pembangunan adalah manusia Indonesia sebagai pelaku dan tujuan pembangunan.

Dibagian lain dalam amanatnya itu Presiden mengemukakan prestasi yang tidak boleh dipandang kecil di bidang keuangan negara ialah selalu dapat ditetapkannya undang-undang mengenai APBN sebelum berlangsungnya tahun anggaran.

Presiden menekankan pula keharusan memberikan bobot dari sistern kenegaraan yang ditunjukkan oleh Undang-undang Dasar dalam menegakkan kehidupan konstitusi, bukan sekedar memenuhi ketentuan formal. Dibidang keuangan negara yang perlu tidak hanya Undang-undang APBN, tapi juga harus dilihat apakah cara Pemerintah menggunakan uang belanja itu benar-benar sepadan dengan apa yang telah diputuskan.

Harapkan Perbaikan Pelaksanaan Tugas

Ketua Bepeka Umar Wirahadikusumah dalam sambutannya mengharapkan bahwa perbaikan dalam pelaksanaan tugas para petugas Bepeka yang berarti perbaikan pelaksanaan tugas instansi pemerintahan lainnya.

Sehubungan dengan perbaikan pelaksanaan tugas pemeriksaan itu pula, kata Umar Wirahadikusumah, Bepeka sudah memulai langkah-langkah konkrit dengan diresmikannya penggunaan gedung kantor Bepeka ini menuju kepada penempatan para petugas Bepeka di bawah satu atap.

Dia mengatakan bahwa selama bertahun-tahun karena kekurangah fasilitas tempat bekerja para petugas Bepeka terpaksa berkantor tersebar di berbagai Departemen dan Lembaga Tertinggi Negara lainnya.

Hal ini tentunya menimbulkan kesulitan bagi pembinaan personil, baik yang menyangkut pembinaan segi-segi teknis maupun pembinaan disiplin dan solidaritas.

Oleh karena itu, Ketua Bepeka menyatakan kegembiraannya dapat dipancangkan tiang pertama pembangunan gedung baru ini 1 Maret 1976 berkat bantuan berbagai instansi yang erat kaitannya dengan usaha ini terutama Departemen Keuangan, Bappenas dan Pemerintah DKI.

Dikemukakan pula bahwa meskipun belum siap seluruhnya, gedung ini sudah ditempati 21 Juli 1979. Gedung Bepeka yang dibangun di atas areal tanah seluas 13.550 meter persegi ini bertingkat 11. Pembangunan gedung ini berlangsung selama tiga tahun dan menelan biaya sebanyak Rp 3,51.1 milyar lebih. (DTS)

Jakarta, Antara

Sumber: ANTARA (04/09/1979)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 325-327.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.