PENGDA GABSI DKI BERTEKAD REBUT KEMBALI PIALA PRESIDEN

PENGDA GABSI DKI BERTEKAD REBUT KEMBALI PIALA PRESIDEN[1]

 

Jakarta, Antara

Pengda Gabsi DKI Jakarta bertekad merebut kembali lambang supremasi olah raga bridge “Piala Presiden Soeharto” dari Sulawesi Utara pada Kejurnas Bridge 1994 yang akan berlangsung di Banda Aceh 21-28 Juli.

Ketua Pengda Gabsi DKI Jakarta Bob G. Pangerapan mengatakan di Jakarta Senin, dalam menghadapi event paling bergengsi itu, Pengda Gabsi DKI akan menyelenggarakan kejurda yang akan diikuti oleh tim bayangan dari lima gabungan bridge di DKI. Kelima Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (Gabsi) di bawah Pengda Gabsi DKI itu, yakni Gabsi Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat.

“Kejurda yang dijadwalkan berlangsung dalam dua tahap itu akan memperebutkan Piala Ketua Umum KONI DKI Jakarta, kata Bob Pangerapan, dan kejuaraan fase pertama direncanakan berlangsung minggu awal Mei dan tahap keduanya sekitar media Juni.

Piala Presiden Soeharto yang diperebutkan oleh tim mewakili sekitar 200 Gabsi di Tanah Air, dan diadakan sekali dalam dua tahun itu, kini berada di Sulut. Sulut telah dua kali berturut-turut memboyong Piala Presiden Soeharto sejak mereka rebut dari DKI pertama kali pada Kejumas 1990 di Balikpapan, Kalimantan Timur. Dalam menghadapi Kejurnas di Banda Aceh, DKI harus dapat melakukan persiapan matang, apalagi waktunya hanya tinggal tiga bulan saja, kata Pangerapan. “Jika persiapan  cukup baik, saya yakin  DKI dapat merebut  kembali  Piala Presiden Soeharto, apalagi DKI memiliki banyak sekali pemain kaliber dunia, dan berdasarkan peta prestasi saat ini, saingan berat DKI hanya juara bertahan Sulut,” katanya. Dalam upaya peningkatan prestasi, Pengda DKI pada tahun ini mulai menggalakkan kejurda antar-klub dan antar-gabungan.

Data Ulang

Pangerapan mengatakan, Pengda Gabsi DKI dalam mengkoordinasikan kegiatan gabungan dalam dua tahun terakhir diperhadapkan kepada berbagai kendala seperti kejuaraan antar-klub yang tidak berjalan lancar. Dalam hubungan ini ia menyeruhkan kepada semua klub dan gabungan agar segera memperbarui kepengurusan masing-masing dan mengaktifkan kembali kompetisi antar-klub. Pengda Gabsi DKI juga dalam waktu dekat akan mendata ulang (registrasi) klub­ klub yang ada di Jakarta, ujarnya. Di Jakarta selama ini terdapat tidak kurang dari 40 klub bridge, namun kenyataannya dalam dua tahun terakhir yang berjalan baik tinggal bisa dihitung dengan Jam saja. Tantangan paling berat yang bakal dihadapi Pengda Gabsi tahun ini adalah menyelenggarakan musda untuk memilih pengurus periode 1994-1998 dan menyusun program kerjanya.

“Saya sudah berniat mengundurkan diri, dan saya berharap Pengda Gabsi DKI periode mendatang akan dipimpin oleh orang yang masih ‘segar,” kata Bob Pangerapan.

“Rasanya saya sudah terlalu lama (16 tahun) memimpin Pengda Gabsi DKI Jakarta, yakni empat talmn sebagai ketua harian dan 12 tahun menjabat Ketua Umum”. Ketika ditanyakan figur calon DKI untuk jabatan Ketua Umum PB Gabsi periode 1994-1994 yang mereka unggulkan dalam Kongres Gabsi di BandaAceh 18-20Juli, Pangerapan hanya mengatakan: “Hal itu belum terpikirkan Pengda DKI”.

“Pengda DKI saat ini lebih berkonsentrasi pada pembenahan ke dalam, yaitu pembinaan prestasi dengan menyelenggarakan berbagai turnamen, serta melakukan penyegaran pengurus gabungan pada lima wilayah DKI,” tambahnya.

Bob Pangerapan mengatakan setelah menyelasaikan masa tugasnya sebagai Ketua Pengda Gabsi DKI, ia akan mencurahkan seluruh perhatiannya membina klub bridgenya, yaitu  RPA Jakarta Utara. (T.OK04/ 11:01/0K-05/21/03/9411:54/RE3)

Sumber: ANTARA(21/03/1994)

___________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 653-655

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.